Ayahku Pahlawanku
Adegan 1
Siang hari itu matahari sangat terik hingga suhu
badanku terasa panas,saat itu aku berusia 5 tahun.Di
siang hari itu aku berniat untuk menyegarkan
badanku dengan mandi bersama satu-satunya kakakku yang bernama Yati.Namun,sebelum
aku memasuki kamar mandi aku melihat buah jambu yang matang di ranting pohon jambu yang berada didekat
sumur rumahku.Kakakku sudah berusaha memetikkan buah jambu tersebut untukku
namun usahanya tak membuahkan hasil.
Aku : “Itu,buah jambunya sudah matang.Hmmm… pasti
enak”(sambil menunjuk buah jambu)
Yati : “Mau
buah jambu itu?ya sudah aku ambilkan.”
Aku : “Cepat
ya,jambu itu sudah menggiyurkan.”
Yati :
“Jangan bawel dek!”
Aku :
“Iya,kak.”
Karena tak kunjung mendapatkan buah jambu tersebut, akhirnya
aku memutuskan untuk berdiri diatas kayu yang berguna menutupi lubang sumur.
Yati :
“Dek,jangan berdiri disana,nanti kamu jatuh ke sumur”
Aku :
“Badanku kecil kak.”
Yati : “Kayu
itu sudah rapuh”
Aku :
“Iya,iya,iya”(sambil menghiraukan nasehat kakakku)
Selang
beberapa menit,setelah aku melompat diatas kayu.Kayu tersebut patah,dan aku
jatuh didalam sumur.
Aku :
“Tolong!”(berteriak dengan kencang)
Yati :
“Adek!”(melihat kedalam sumur dengan menangis)
Adegan 2
Seketika
kakakku berlari ke ruang tamu,dan menceritakan kepada ayahku dengan
terbatah-batah.
Yati :
“Yah,Adek yah!”
Ayah : “Ada apa
dengan adekmu?”
Yati : “Adek
jatuh kedalam sumur”
Ayah : “Yang
benar kamu,kenapa bisa seperti itu?”(sambil berlari menuju sumur)
Saat
tiba didepan sumur ayahku melihat kedalam sumur,ternyata aku masih selamat dari
maut,karena pada saat terjatuh aku menduduki potongan kayu sehingga badanku
tidak tenggelam.
Ayah :
“Bu,cepat pinjamkan tangga!”
Ibu :
“Anakku.”(sambil menangis)
Ayah : “Cepat
bu!”
Ibu :
“Iya,yah.”
Namun,tangga
belum diperoleh ibukku ternyata jatuh pingsan.Sedangkan saat itu juga rumahku
dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat peristiwa tersebut.Karena ibukku
tak kunjung datang akhirnya ayahku bertekad untuk menyelamatkanku dengan tali
yang dibuat dari ban luar truk.
Ayah :
“Sebentar,jangan bergerak!”
Aku : (hanya
bisa menangis)
Setelah
ayahku memperoleh tanganku,ia langsung menangkatku ke atas sumur.
Ayah :
“Syukurlah,kamu selamat nak.”(sambil memeluk tubuhku)
Tak
disadari aku jatuh pingsan dipelukkan ayahku.Semenjak kejadian itulah,kedekatan
anatar aku dan ayahku semakin bertambah.