MAKALAH
BLASTULASI,
GASTRULASI, DAN NEURULASI
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Embriologi berasal dari
kata embryo dan logos. Embryo yaitu pembentukan, pertumbuhan pada tingkat
permulaan dan perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi
yaitu ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan
embrio. Cakupan ini meluas kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan
serta masalah pembiakan pada umumnya. Periode pertumbuhan embrio terdiri dari
beberapa periode diantaranya yaitu: Periode persiapan. Pada periode persiapan
ini kedua indik memersiapkan diri untuk melakukan perkawinan atau pembiakan.
Gamet mengalami proses pematangan sehingga kedua induk tersebut telah siap
untuk melakukan perkawinan. Periode pembuahan, Pada periode ini setelah kedua
induk telah melakukan perkawianan, maka gamet akan melakukan perjalanan ke
tempat pembuahan yang kemudian kedua jenis gamet tersebut melakukan pembuahan.
Periode pertumbuhan awal. Setelah melakukan pembuahan antara kedua gamet
tersebut, maka terbentuklah zigot yang akan menjadi individu baru. Pertumbuhan
sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio memiliki
bentuk primitif yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan
kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio tersebut umum terdapat pada semua jenis
hewan vertebrata. Periode ini terdiri dari 4 tingkatan yaitu: tingkat
pembelahan, tingkat blastula, tingkat gastrula, dan tingkat tubulasi.
Grastulasi (proses
pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat besar dan
sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio yang
mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah dalam, mesoderm
disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam perkembangan selanjutnya,
ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ
tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis.
Setelah gastrulasi,
ektoderm akan mengembangkan jaringan epitel dan saraf, dan gastrula ini
sekarang disebut sebagai neurula. Pelat saraf yang telah terbentuk sebagai
piringan yang menebal dari ektoderm, terus meluas dan ujung-ujungnya mulai
melipat ke atas sebagai lipatan saraf. Neurulasi mengacu pada proses pelipatan
ini, dimana lempeng saraf (neural) diubah menjadi tabung saraf (neural tube).
Piringan saraf akan melipat sepanjang alur saraf dangkal yang telah terbentuk
sebagai garis median pembagi di dalam pelat saraf. Proses ini akan terus
melipat ke dalam hingga mendapatkan tinggi tertentu dimana pringan saraf
tersebut akan bertemu dan berdekatan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa definisi blastulasi?
2.
Apa saja blastulasi yang
terdapat pada berbagai jenis hewan?
3.
Apa definisi gastrulasi?
4.
Bagaimana mekanisme
granulasi secara umum?
5. Bagaimana
proses terbentuknya gastrulasi?
6.
Bagaimana pola
pergerakan sel gastrulasi?
7.
Bagaimana pergerakan
aktif sel pada gastrulasi?
8.
Bagaimana proses
gastrulasi pada hewan?
9.
Apa definisi neurulasi?
10.
Bagaimana proses
tebentuknya neurulasi?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi
blastulasi
2.
Untuk mengetahui
blastulasi pada berbagai jenis hewan
3.
Untuk mengetahui
definisi gastrula
4.
Untuk mengetahui
mekanisme granulasi secara umum
5.
Untuk mengetahui proses
terbentuknya gastrulasi
6.
Untuki mengetahui pola
pergerakan sel gastrulasi
7.
Untuk mengetahui pergerakan
aktif sel pada gastrulasi
8.
Untuk mengetahui proses
gastrulasi pada hewan
9.
Untuk mengetahui
definisi neurulasi
10. Untuk
mengetahui proses terbentuknya neurulasi
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Definisi Blastulasi
Blastulasi merupakan
salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah
sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribudi yolkpada setiap jenis telur
pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya
blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Dikenal beberapa macam
blastula, yaitu:
1. Coeloblastula.
yaitu blastula berbentuk bulat, dihasilkan oleh telur-telur isolesital dan
oligolesital. Misalnya blastula pada Synapta
sp, Asterias sp, Amphioxus, Dan Amphibia.
Rongga blastula terdapat di tengah atau eksentrik ke arah kutubanima.
2.
Diskoblastula, yaitu
blastula berbentuk cakram atau tudung. Blastodisk tampak berkembang menyerupai
cakram di atas massa yolk. Dihasilkan oleh telurtelolesital. Misalnya blastula
pada ayam, dan ikan zebra. Rongga blastulaterbentuk pada bagian bawah cakram
atau tudung diantara blastodisk dan yolk.
3.
Blastokista, yaitu
blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki massasel-sel dalam (inner
cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi olehtropoblas. Dihasilkan
oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.
4. Stereoblastula,
yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh telursentrolesital
. Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.
B.
Blastulasi
Pada Berbagai Jenis Hewan
1.
Blastula Bintang Laut
Blastula
pada bintang laut terbentuk pada stadium 32 sel (relatif). Pada blastula awal,
blastula tampak memiliki silia. Dinding blastula hanya terdiri atas satu
lapisan sel.Sel-sel pada bagian apeks di kutub anima memiliki ukuran yang
relatif lebih kecil dibandingkan dengan sel-sel pada kutub vegetatif. Pada
bagian kutub vegetative terdapat sel-sel mikromer yang kelak akan berkembang
menjadi mesenkim primer. Rongga blastula besar dan terdapat pada bagian tengah
embrio. Pada stadium blastula lanjut terjadi beberapa perubahan, antara lain
lepasnya sel-sel mikromer kedalam blastocoel.
Stadium blastula pada Asterias sp (Carlson, 1988)
Mekanisme
masuknya sel-sel mikromer ke dalam blastocoel adalah sebagai berikut:
a.
Bagian apeks sel-sel
mikromer memanjang dan lepas dari lapisan hialin, danbagian lateral terpisah
dari sel-sel vegetatif di sekitarnya.
b. Sel-sel
melintasi lamina basalis masuk ke dalam blastocoel. Di dalam blastocoel,
sel-sel tersebut mengalami reorganisasi membentuik sel-sel mesenkim primer.
2.
Blastula pada Amphioxus
Sejak
stadium pertumbuhan 8 sel, suatu rongga terbentuk diantara makromer dan
mikromer serta rongga tersebut semakin jelas kelihatan pada stadium 64 sel.
Rongga tersebut dinamakan rongga blastocoel. Dengan bertambahnya pertumbuhan,
rongga tersebut semakin besar. Struktur yang demikian ini dinamakan blastula,
terbentuk 4-6 jam setelah fertilisasi. Pertumbuhan akhir blastula berlangsung
setelahembrio mencapai lebih dari 200 sel .
Blastula pada amphioxus (Huettner, 1957)
3. Blastula
Pada Amphibia
Pada
amphibia ( Xenopus sp ), stadium
blastula tercapai pada stadium 128 sel. Pada stadium ini mulai terbentuk suatu
rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Blastula pada amphibia
memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu:
1) Daerah
di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel. Sel-sel
tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecildan
disebut mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen.
2) Daerah
di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar (makromer) yang merupakan bakal sel-sel
endoderem. Mengandung banyakbutir-butir yolk.
3) Daerah
sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu (gray crescent). Daerah ini secara normal
akan membentuk sel-sel mesoderem.
Pada
blastula katak, atap blastocoel terdiri atas 2-4 lapisan sel. Alas blastocoel adalah
sel-sel yolk. Rongga blastocoel terletak lebih ke kutub anima. Menurut Nieuwkoop,
fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderemdan
sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel.
Blastula pada katak (Huettenr, 1957).
4. Blastula
Pada Aves
Blastula
pada burung adalah blastula berbentuk cakram atau tudung. Setelah lapisan
tunggal blastoderem terbentuk, selanjutnya blastoderem mengalami pembelahan
secara ekuatorial atau hotisontal, dan menghasilkan 3-4 lapisan sel. Pada
stadium ini, blastodisk terdiri atas dua daerah yang berbeda, yaitu:
a. Area
pellusida, yaitu daerah yang tampak bening terletak di atas rongga subgerminal
b. Area
opaka, yaitu daerah yang tampak gelap, terletak pada bagian tepi blastodisk.
Pada
beberapa jenis aves, rongga subgerminal juga merupakan rongga blastula. Pada
ayam dan bebek, blastocoel terbentuk setelah terjadi delaminasi blastoderem
membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblas primer, dan lapisan
sel bagian atas yang disebut epiblas. Celah diantara hipoblas dan epiblas disebut
blastocoel.
Pembentukan rongga blastula pada ayam
(Gilbert, 1985).
5. Blastula
Pada Mamalia
Blastula
pada mamalia disebut blastokista, memiliki sebuah rongga yang berisi cairan
yang dikelilingi oleh selapis sel pada bagian tepi yang disebut tropoblast atau
tropektoderem. Pada bagian dalam embrio ke arah kutub anima, terdapat sekelompok
sel-sel dalam (inner cell mass).
Tropoblas merupakan bagian ekstra embrio yang kelak membentuk selaput korion
dan turut serta dalam pembentukan plasenta. Sedangkan massa sel-sel dalam akan
berkembang menjadi embrio yang sesungguhnya.
Blastula pada embrio mamalia (Huettner,
1949)
Adanya
rongga blastula memungkinkan untuk berlang-sungnya gerakan-gerakan morfogenik
untuk reorganisasi sel-sel embrio pada stadium perkembangan selanjutnya,
khususnya pada stadium gastrula. Pada mamalia fertilisasi berlangsung pada
bagian ampulla oviduk. Zigot yang terbentuk bergerak menuju uterus sambal melangsungkan
pembelahan. Pada stadium blastula, embrio siap untuk mengalami implantasi.
Sambil terimplantasi, blastula akan berkembang, dan sementara itu terjadi plasentasi
pada jaringan tropektoderem dan jaringan endometrium induk.
6. Gastrulasi
pada Reptil
Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis,
dimana berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel secara terintegrasi
yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Seiring
dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung proses differensiasi.Migrasi
sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk:
a. Menempatkan area perspektif endoderem ke dalam.
b. Membungkus embrio dengan perspektif ektoderem.
c. Menempakan mesoderem diatara endoderem dan
ektoderem.
d. Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan
primitif
Pembelahan pada embrio kadal
menghasilkan blastodis, yang pusat selnya terpisah dari yolk dengan cavitas sub
germinal yang tampak jernih (terang). Pusat blastudis ini disebut “area
pelusida”. Sedangkan, sel pada bagian tepi dari area pelusida lebih gelap
karena sel-sel ini berhubungan dengan yolk untuk membentuk area opaca. Area
terbesar dari sel-sel pada bagian permukaan membentuk epiblas (Gilbert, 1991).
Pembentukan Blastula Reptil (Primitive streak)
Pembentukan Primitive Pit
Primitive pit, merupakan
pusat nodus yang merupakan bentukan seperti corong yang akan dilewati sel-sel
untuk menuju ke blastocoel.
Pembentukan Garis Median
Sel-sel apiblas bakal
mesoderm yang berasal dari stria primitiva bergerak diantara hipoblas dan
epiblas. Sel-sel tersebut akan menyebar ke lateral dan anterior di kedua sisi
garis median kemudian berdifergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas.
Pada saat itu seluruh daerah
bakal pembentuk alat sudah tersusun di daerah masing- masing. Primitive streak,
sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk alat (ketiga lapis benih),
mengalami penyusutan secara berangsur, dan bergerak ke caudal embryo. Sisanya
membentuk bagian cauda (ekor) embrio.
Proses akhir gastrulasi
menghasilkan tiga lapisan lembaga, yaitu lapisan luar dikenal dengan ectoderm,
lapisan dalam dikenal dengan endoderm dan lapisan diantara ectoderm dan
endoderm yang disebut mesoderm. Keduanya memiliki perbedaan terutama posisi
jika ditinjau dari embrio dan lingkungan luar.
Baik lapisan ectoderm maupun
endoderm memiliki potensi yang berbeda, masing- masing akan mengalami proses
perkembangan lebih lanjut untuk membentuk berbagai jenis jaringan dan organ.
C.
Definisi
Gastrulasi
Istilah gastrula
berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan dengan pencernaan,
karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan menjadi saluran pencernaan. Rongga pada gastrula disebut
gastrocoel atau archenteron. Gastrulasi merupakan proses yang dinamis dimana
daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami perubahan susunan
dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan organ-organ tubuh. Pada
tubuh primitif embrio vertebrata pada umumnya berbentuk silindris, dibagain
depan sebagian kepala, dibagian tengah sebagai badan, dan bagian belakang
sebagai ekor. Penampang bagian tengah embrio terdapat lima bumbung yang berasal
dari daerah calon pembentuk organ yaitu selubung epidermal yang dalamnya
terdapat bumbung neural, bumbung endoderm dan sepasang bumbung mesoderm. Semua
bagian tersebut berorientasi pada sistem sumbu panjang embrio. (Sugiyanto, 1996:121)
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula, merupakan proses
yang dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis dengan tujuan memindahkan
wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya. Gastrulasi merupakan
tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan selanjutnya. Gastrula
merupakan proses terjadinya diferensiasi sehingga gen mulai berperan dalam
menentukan jenis sel yang terbentuk. Pada tingkatan ini terjadi sintesis
protein khusus yang bersifat struktural maupun fungsional. Pada blastula ini
tersebut belum terjadi sehingga gastrula merupakan masa yang aktif. Tahapan
gastrula merupakan penentuan dalam perkembangan. Apabila ekspresi gen teratur
sesuai dengan pola perkembangan yang terprogram maka perkembangan hewan akan
berjalan normal. (Sugiyanto, 1996:122-123)
D.
Mekanisme
Gastrulasi Secara Umum
Gastrulasi sebagai suatu
proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio untuk mengubah
masa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan
germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang
dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Migrasi sel-sel
atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk menempatkan area
perspektif endoderm ke dalam, membungkus embrio dengan perspektif ektoderm,
menempakan mesoderm diatara endoderm dan ektoderm, membentuk archenteron (bakal
saluran pencernaan primitif).
Hasil penting gastrulasi
adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke
lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula menjadi
embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi
di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel
bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast). Lapisan-lapisan
ini homolog dengan lapisan pada cakram embrio burung. Gastrulasi terjadi
melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive streak
untuk membentuk mesoderm dan endoderm.
Mekanisme seluler dalam proses gastrulasi embrio
hewan. Penataan dan pergerakan sel yang terjadi dari bentuk blastula menjadi
gastrula melibatkan mekanisme seluler, yaitu:
1.
Perubahan dalam motilitas sel,
2.
Perubahan dalam bentuk sel, dan
3.
Perubahan dalam adhesi seluler (penempelan dari sel
ke sel lain, atau ke matriks ekstraseluler)
E.
Proses
Terbentuknya Gastrulasi
Gastrulasi adalah suatu
proses yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel
secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan- gerakan
morfogenik (Yayan, 2012). Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga
berlangsung proses differensiasi. Migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi
dimaksudkan untuk:
a) Menempatkan
area perspektif endoderm ke dalam
b)
Membungkus embrio
dengan perspektif ectoderm
c)
Menempakan mesoderm
diatara endoderem dan ektoderm
d) Membentuk
arkenteron, bakal saluran pencernaan primitif
Gastrulasi sebagai
suatu proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio untuk
mengubah masa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga
lapisan germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi
yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting
gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah
ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula
menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula
terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan
lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast).
Lapisan-lapisan ini homolog dengan lapisan pada cakram embrio burung.
Seperti pada burung,
embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblast,
sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac). Gastrulasi
terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive
streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm.
Ciri-ciri umum proses
gastrulasi
a)
Penataan kembali
sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
b)
Ritme pembelahan sel
diperlambat
c)
Tidak terjadi tumbuh
yang nyata
d)
Tipe metabolisme
berubah
e)
Peran inti menjadi
lebih besar
f)
Disintesisnya
protein-protein baru, melalui mRNA baru.
Proses terbentuknya
gastrula yaitu: Sel-sel blastula yang mengalami invaginasi terus tumbuh ke arah
dalam sehingga blastopore akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga
arkenteron. Rongga ini membagi sel-sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm
disebelah dalam dan mesoderm dibagian tengah. lapisan paling luar saluran pencernaan kita dan organ-organnya berasal
dari endoderm dan sebagian besar organ dan jaringan lain, seperti ginjal,
jantung dan otot berasal dari lapisan mesoderm (Atahualpa, 2013). Lapisan bagian
luar dari lapisan sel pada animal pole yang tetap berada diluar (tidak melipat
ke dalam) membentuk ektoderm. Contoh terbentuknya lapisan saraf manusia. Ketiga
lapisan tersebut kemudian disebut dengan Lapisan Germinal Embrio.
Dalam proses gastrulasi
terjadi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula gerakan sel dalam usaha
mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu, dari spesies bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan yaitu:
1) Epiboli
Gerakan melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal
ektoderm, epidermis dan saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros
bakal anterior - posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm
bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ektoderm terus menyelaputi seluruh
ebrio. Contohnya, Perluasan ektoderm amfibia menuju blastoporus
2)
Emboli Gerakan
menyusup, terjadi disebelah dalam embrio, berlangsung pada daerah- darah bakal
mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah-daerah itu bergerak diarah blastocoel.
Gerakan emboli dibagi atas 7 macam :
a. Involusi,
gerakan membelok kedalam. Proses ini berlangsung pada bakal notochord dari
sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga
notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ektoderm.
Contohnya Perpindahan lapisan luar yang masuk melalui blastoporus pada
amphibia.
b. Konvergensi,
gerakan menyempit. Terjadi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median
blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang
terletak di bibir dorsal
c. Invaginasi,
gerakan melekuk dan melipat suatu lapisan sel. Proses ini terjadi pada daerah
hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal
yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan
menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya
invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal,
ventral dan lateral. Contohnya Pembentukan archenteron pada amphioxus.
d. Evaginasi,
gerakkan menjulur suatu lapisan. Contohnya Eksogastrulasi
e. Delaminasi,
gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari keompok utama atau lapisan asal.
f. Devergensi,
gerakkan memencar sebaliknya dari konvergensi.
g. Extensi,
gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli disebelah luar sedangkan extensi
gerakkan disebelah dalam embrio.
F.
Pola
Pergerakan Sel Gastrulasi
Gerakan sel-sel adalah
pergeseran sel-sel atau daerah-daerah calon organ embrio dari lokasi topografis
satu ke lokasi lain untuk membentuk struktur gastrula.
1.
Invaginasi: Lapisan
sel bagian luar masuk atau melipat ke dalam. Peristiwa ini ditandai dengan adanya
satu lapisan sel yang secara pasif tenggelam dan akhirnya menjadi / membentuk
dinding rongga gastrocel.
2.
Ingressi:
sel-sel bagian permukaan secara individual bermigrasi ke bagian dalam
(interior) dari embrio. Sel atau kelompok sel terpisah dari lapisan / kelompok
lain di dekatnya dan mengalami migrasi ke dalam blastocoel
3.
Involusi:
Lapisan sel membelok ke dalam dan kemudian membentang jauh ke bagian permukaan
internal. sejumlah sel / lapisan sel yang bergerak masuk ke dalam gastrula
Perbadaan
invaginasi, ingress dan involusi
4.
Epiboly:
Lapisan sel membentang dengan menipiskan bentuk sel-selnya menyeberangi
permukaan luar sebagai suatu unit. pergerakan atau pergeseran
yang terjadi pada permukaan gastrula. Meliputi perpindahan dan perluasan
epidermal maupun neuroectodermal (Sugiyanto, 1996).
5.
Interkalasi:
dua atau lebih deretan sel menyusun diri dengan masuk ke sela sela antara satu
sel ke sel lainnya, sehingga terbentuk deretan sel yang lebih panjang dan
lapisannya lebih tipis.
6.
Convergent
Extension (perluasan secara konvergen): Dua atau lebih deretan sel interkalasi,
tetapi interkalasinya teratur dan terarah pada suatu tujuan. Mengumpulnya
sel-sel yang jauh dari blastoporus ke daerah sekitar dekat blastophorus
G.
Pergerakan
Aktif Sel Pada Gastrulasi
Sel-sel dapat bergerak aktif
“merayap” dalam embrio dengan menggunakan serat sitoskeleton untuk menjulurkan
dan menarik penjuluran seluler. Penjuluran sel-sel embrionik umumnya berupa
lembaran pipih (lamellipodia) atau
duri (filopodia). Matriks ekstra
seluler berfungsi mengarahkan sel-sel yang sedang bermigrasi disepanjang jalur
tertentu (Balinsky, 1976)
Pada gastrulasi beberapa
organisme, invaginasi diawali oleh penyempitan (wedging) sel-sel pada
permukaan blastula, penetrasi sel-sel untuk masuk lebih dalam ke bagian dalam
embrio melibatkan ekstensi filopodia oleh sel-sel terdepan dari jaringan yang
bermigrasi. Gerakan sel-sel tersebut akan menarik sel-sel yang mengikuti
dibelakangnya untuk melalui blastopori, sehingga membantu menggerakkan lapisan
sel dari permukaan embrio ke dalam blastosoel untuk kemudian membentuk endoderm
dan mesoderm embrio.
H.
Proses
Gastrulasi Pada Hewan
Pola gastrulasi
ditentukan oleh struktur dan bentuk blastula akhir. Gastrulasi dari blastula
bundar dan berongga (Coeloblastula) seperti pada Amphioxus dan katak. Gerakan
yang baku adalah invaginasi. Blastula reptile dan Aves termasuk blastula pipih
seperti cakram (diskoblastula). Gerakan yang baku adalah involusi. Pada blastula
mamalia (blastosis), gerakan yang menonjol adalah gerakan proliferasi sel yang
menyusup dan menyebar. Pada blastula padat (stereoblastula), gerakan yang
menonjol adalah delaminasi. Proses gastrulasi dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
a)
Gastrulasi kelompok I:
Tidak mempunyai wilayah ekstraembrio melainkan seluruh bagian blastula
merupakan wilayah intraembrio. Contoh: Bulu babi, Amphioxus, Amfibi.
b) Gastrulasi
kelompok II: Gastrulasi berlangsung pada suatu blastula yang merupakan diskus atau
keping (blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian intraembrio dan
ekstraembrio. Ciri khas pada kelompok ini yaitu adanya alur primitif (primitive
streak). Contoh : Aves, Mamalia
1. Gatrulasi
pada Bulu Babi
Telur
babi mengandung sedikit yolk yang tersebar merata, sehingga yolk tidak
mengganggu pelekukan atau invaginasi dari blastula. Proses-proses gastrulasi
pada bulu babi yaitu:
a.
Blastula, terdiri atas
selapis sel tunggal bersilia yang mengelilingi blastosoel. Gastrulasi dimulai
dengan pembentukan lempeng vegetal. Sel-sel mesenkim (calon mesoderm) memisah
dari lempeng vegetal, berpindah ke dalam blastosoel
b.
Lempeng vegetal pada
gastrula awal mengalami invaginasi. Sel-sel mesenkim mulai membentuk penjuluran
tipis (filopodia)
c.
Sel-sel endoderm membentuk
Arkenteron. Sel-sel mesenkim membentuk persambungan filopodia antara ujung
arkenteron dan sel-sel ektoderm dinding blastosoel.
d.
Gastrula akhir,
kontraksi filopodia menarik arkenteron, sehingga endoderm arkenteron akan
menyatu dengan ektoderm dinding blastosoel.
e.
Gastrula selesai,
terbentuk saluran pencernaan fungsional, mulut dan anus. (endoderm). Ektoderm
membentuk permukaan luar bersilia.
2. Proses
gastrulasi pada Amphioxus
Seperti
halnya bulu babi, tipe telur Amphioxus juga isolesital. Gastrulasi Amphioxus
terjadi melalui invaginasi tetapi tanpa bantuan sel-sel mesenkim primer.
Gastrulasi amphioxus terjadi melalui invaginasi dari dinding vegetal. Sel-sel
tumbuh kedalam, mengisi rongga blastosoel menjadi endoderm dan mesoderm. Area
yang terbentuk kemudian akibat pergerakan tersebut adalah munculnya rongga
arkenteron (gastrocoel).
3. Proses
gastrulasi pada Amphibia.
Gastrulasi
pada Amphibi (katak) di mulai pada bakal sisi dorsal tubuh embrio, yaitu tepat
di bawah daerah equator di daerah kelabu. Sel-sel endoderm berinvasinasi
membentuk blastoporus yang membentuk celah. Tepi blastoporus disebut bibir
dorsal blastoporus. Sel-sel ini kemudian berubah bentuk menjadi panjang dan
botol. Sel-sel botol membatasi bakal gerakan sel yang terjadi pada gastrulasi
embrio katak
4. Proses
gastrulasi pada Aves
Hasil
pemebelahan pada brung adalah suatu keping atau blastoderm yang terletak
sebagai suatu tudung atas yolk. Bagian tengah dari blastoderm terpisah dari
yolk oleh rongga subgerminal, sehingga tampak terang dan disebut ap[rea
pelusia. Sebaliknya bagian tepi dari area pelusida tampak gelap karena
berlekatan dengan yolk dan disebut area opaka. Sebagian besar dari sel-sel blastoderm
berada pada lapisan permukaan atas, membentuk epiblast. Beberapa sel melepaskan
diri dari epioblast ke dalam rongga subgerminal dan membentuk hipoblast primer.
Tidak lama kemudian lapisan sel bermigrasi dari tepi posterior blastoderm dan
bergabung dengan hipoblast primer membentuk hipoblast sekunder. Blastoderm pada
burung terdiri atas dua yaitu epiblast dan hipoblast. Celah antara kedua lapis
dapat disebut rongga blastula.
Ciri
utama dari gastrulasi burung, reptilian, dan mamalia adalah adanya daerah
unsure primitive (primitive strea).
Daerah ini mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari
area pelusida bagian posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel
dari daerah posteriolateral ke bagian tengah area pelusida. Bagian penebalan
menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut membentuk suatu parit yang disebut
daerah unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif dan berperan sebagai
blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen. Bagian
tengah nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya akan
dilalui oleh sel-sel yang masuk ke rongga blastula.
Gastrulasi
pada burung dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara sendiri-sendiri serta
terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio, bukan melalui gerakan sel
bersama dalam bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada burung tidak membentuk
arkenteron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang menjadi arkenteron adalah
rongga subgerminal yang atapnya dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah
yolk.
Sel-sel
yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitif adalah sel yang akan
menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior, bergabung dengan hipoblas
dan akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari embrio. Sel
berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi
tidak bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara
epiblast dan endoderm untuk membentuk mesoderm kepala dan notokord. Sel-sel
yang masuk ini semua bergerak ke anterior, mendorong epiblast bagian tengah ke
atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala. Sementara itu, makin banyak
sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah masuk
kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk
lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi.
Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar
selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang
terbentang diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian
mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
Sementara
pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsure primitive mulai memendek
sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi
berada di bagian posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior
dan notokord posterior terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya
yang paling posterior dan membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast
seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli hingga
mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm,
digantinya hipoblas dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara kedua
lapisan ini.
5. Gastrulasi
pada Mamalia
Gastrulasi
pada mamalia terjadi dari blastokista yang terdiri atas tropoblast dan masa – sel
- dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari sel-sel pada
masa - sel - dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga
blastula dan akan menjadi endoderm kantung yolk. Sisa dari massa-sel-dalam yang
terletak di atas hipoblast berbentuk suatu keping, disebut keping embrio,
terdiri atas epiblast. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga
yang disebut amnion, dari epiblast embrio. Setelah batas amnion terbentuk
dengan sempurna rongganya akan terisi dengan cairan amnion. Epiblast mengandung
semua bahan untuk pembentukan tubuhnya. Sambil epiblast bergastrulasi, sel-sel
ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat hidup di dalam
uterus induk. Sel-sel trofoblas membentuk suatu populasi sel dan membentuk
sitotrofblast dan sinsitotrofoblast. Sinsitotrofoblast memasuki permukaan
uterus sehingga embrio tertanam di dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk
banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitotroffoblast. Tidak lama
kemudian ini, mesoderm meluas ke luar dari embrio yang menjadi pembuluh darah
untuk mengantar makanan dari induk ke embrio. Pembuluh ini merupakan darah dari
tali pusat dan berada pada tangkai penyokong. Jaringan trofoblast dengan
mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dan peleburan korion
dengan dinding uterus membentuk plasenta.
I.
Definisi
Neurulasi
Pembentukan yang
mengiringi pembentukan gastrula ialah neurulasi atau tubulasi (pembumbungan).
Neurulasi berasal dari kata neuro yang berarti saraf. Neurulasi adalah proses
awal pembentukan sistem saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ektoderm,
sehingga disebut ektoderm neural. Sebagai induktor pada proses neurulasi adalah
mesoderm notochord yang terletak di bawah ektoderm neural. Neurulasi dapat juga
diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan
sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan
ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan
terbentuknya bumbung neural.
J.
Proses
Neurulasi
Proses neurulasi
merupakan suatu proses yang kompleks sehingga apabila mengalami kelainan
biasanya disebabkan oleh multifaktor. Proses neurulasi diawali dengan adanya
induksi yaitu bakal notocorda, sebagai inductor, terhadap ectoderm yang
terletak tepat di atasnya yaitu ectoderm neural, yang berperan sebagai
jaringan. induksi memperlihatkan adanya hierarki. Induksi paling awal oleh
induksi dan disebut sebagai induksi primer, induksi berikutnya (induksi-induksi
sekunder) didahului oleh induksi sebelumnya. Tanpa adanya induksi neural,
innduksi-induksi selanjutnya, terutama yang terjadi pada tahap organogenesis,
tidak dapat berlangsung dan embrio tidak akan berkembang lanjut secara
sempurna. Kebanyakan proses induksi bersifat instruktif dan sisanya bersifat permisif.
Misalnya, induksi matriks ekstraselular fibronektin terhadap pial neural untuk
berdifferensiasi membelah bermigrasi lewat matriks, adalah induksi permisif.
Pada induksi instruktif inductor melakukan aksi (instruksi) terhadap jaringan kompeten untuk berubah atau
berdifferensiasi. Pada induksi permisif, inductor tidak melakukan suatu
terhadap sel yang mengalami differensiasi, melainkan hanya menyediakan saja,
misalnya jalur untuk bermigrasi.
Setelah mengalami induksi
primer, selanjutnya ectoderm neural akan memperlihatkan perubahan, antara lain
sel-selnya meninggi menjadi silindris dan berbeda dari sel-sel ectoderm bakal
epidermis yang berbentuk kubus. Perubahan sel-sel melibatkan pemanjangan
mikrotobul yaitu salah satu komponen sitoskelet. Meningginya sel-sel keping
neural menyebabkan keping neural menjadi sedikit terangkat dari ectoderm di
sampingnya. Sebagai respon terhadap induksi, sel-sel keping neural mensintesis
RNA baru dan terdeterminasi untuk berdifferensiasi menjadi bakal sistem saraf
pusat. Kedua bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan neural, mengapit
keping yang melekuk yaitu lekuk neural. Kedua lipatan neural akan bertemu
berfusi di bagian mediodorsal embrio sehingga terbentuk bumbung neural seperti
tampak pada tahap-tahap pembentukan bumbung neural.
Dan puncak (aspeks)
sel. Konstriksi tersebut mengakbatkan sel-sel alas menjadi baji (wedge saped) yang disebut “median binge”
(MH) atau engsel. sehingga terjadi pelekukan di bagian atas tersebut. Pada sisi
dorsolateral terdapat dorsolateral hinge (DLH) atau engsel dorsolateral juga
menyebabkan pelekukan dan membantu bersatunya kedua lipatan hingga terbentuk
bumbung neural. Rongga didalam bumbung neural dinamakan neural atau neurosoel.
Saluran ini untuk sementara berhubungan denga melalui satu saluran pendek yang
yang disebut kanalis neurenterikus paling jelas ditemuakan pada amfioksus.
Saluran ini kemudian akan menutup rongga saluran neural dan rongga arkenteron
terpisah satu sama lain.
a. Neuralasi
terbagi menjadi dua jenis beradasarkan bagaimana neural tube terbentuk:
1) Neurulasi
primer, dimana neural tube terbentuk akibat adanya proses pelekukan atau
invaginasi dari lapisan ectoderm neural yang diinisiasi oleh nothocord. Cara
ini paling umum ditemukan diantara berbagai kelompok hewan, yaitu amfibia,
reptilia, aves dan mamalia termasuk manusia.
2) Neurulasi
sekunder, Proses neurulasi ini terjadi dengan ditandainya pembentukan neural
tube tanpa adanya pelipatan ectoderm neural, melainkan pemisahan ectoderm
neural dari lapisan ectoderm epidermis, baru kemudian membentuk neural tube. misalnya
pada pisces. Selain pada hewan yang khusus, kedua neurulasi ini dapat juga
ditemui dalam satu embrio. Neurulasi primer berlangsung di bagian anterior
(kepala dan tubuh) sedangkan neurulasi sekunder terdapat dibagian posterior
tubuh dan ekor.
b. Berdasarkan
perkembangangannya, proses Neurulasi dibagi menjadi beberapa tahapan:
1) Pembentukan
neural plate
Setelah fase gastrulasi
selesai maka berlanjutlah pada fase neurulasi. Pada tahap awal Notochord (Sumbu
primitif embrio dan bakal tempat vertebral column) menginduksi ektoderm di
atasnya. Sel–sel ektoderm berubah menjadi panjang dan tebal daripada sel
disekitarnya atau disebut juga dengan poliferasi menjadi lempeng saraf (neural plate). Pembentukan ini terleak
pada bagian dorsal embrio tepatnya di daerah kutub animal.
2) Pembentukan
neural fold
Setelah neural plate
terbentuk, maka akan diikuti dengan penebalan bagian neural plate itu sendiri. Karena pertumbuhan dan
perbanyakan sel ectoderm epidermis lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
ectoedrm neural, mengakibatkan lapisan neural plate menjadi tertekan dan
mangalami pelekukan ke bagian dalam (invaginasi). Bagian Pelekukan inilah yang
disebut sebagai neural fold.
c. Pembentukan
neural groove
Terbentunya
neural fold atau lebih sederhananya adalah pematang neural yang merupakan
lipatan dari kedua sisi lempeng neural secara bersamaa akan didiringi dengan
terbentuknya neural groove, atau parit neural. Yaitu bagian paling dasar dari
lipatan ectoderm neural itu sendiri.
d. Pembentukan
neural tube
Karena
pertumbuhan ectoderm epidermis lebih cepat, maka akan semakin mendorong lipatan
neural yang telah terbentuk, mengakibatkan fusi anatara neural fold bagian
kanan serta neural fold pada bagian kiri. Pada akhirnya terbentuk
tabung/bumbung saraf (neural tube)
dengan lubangnya yang disebut neural canal atau neurocoel.
Pembentukan neural tube Pada perkembngan
selanjutnya, neural tube akan menjadi organ beirkut ini:
1.
Otak dan sumsum tulang
belakang.
2.
Saraf tepi otak dan
tulang belakang.
3.
Bagian persarafan indra
seperti mata, hidung dan kulit.
4.
Chromatophore kulit dan
alat-alat tubuh yang berpigmen.
5.
Saat awal terbentunya,
neural tube akan memiliki dua ujung yang belum menutup, yang dinamakan
neurophore.
Neurophore
dibagi menjadi 2 yaitu antara lain sebagai berikut:
1) Neurophore
anterior, yang akan membentuk otak dan bagian- bagiannya.
2) Neurophore
posterior, yang akan membentuk fleksura atau lipatan yang terdapat dalam otak,
dan berperan dalam menentukan daerah-daerah otak.
e. Terbentuknya
Neural crest
Pada
awal terbentuknya terbentuknya neural tube, bagain dorsal tube yang dekat dengan
kutub animal, masih menempel pada sel sel ectoderm epidermis. Pada bagian yang
menempel tersebut terdapat sel-sel ectoderm neural yang tidak ikut serta
membentuk neural tube, sel inilah yang dimaksud dengan neural crest. Saat pembentukan
tabung saraf (neural tube), sel-sel
neural crest akan terpisah dan akan bermigrasi jauh dari ectoderm neural.
Neural crest akan menjadi lokasi yang dituju kemudian berdiferensiasi menjadi
sel-sel ganglia spinalis dan otot otonom, dan sebagainya. Mesensim yang berasal
dari neural crest disebut ektomesensim.
Selama
minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada
tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak: otak depan, otak tengah
dan otak belakang. Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer
otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa
kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang
dari otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius
dan trochlearis) terbentuk dari otak
tengah. Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial
lain. Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG) pada
minggu ke-8. Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada
mudigah, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah
itu korda spinalis tumbuh lebih lambat. Pada minggu ke-24, korda sinalis
memanjang hanya sampai S1, saat lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai
L1. Mielinisasi korda spinalis mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut
sepajang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada
minggu ke delapan sehingga terjadi fleksi leher dan badan. Struktur ektodermal
lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf perifer.
Gambar Pembagian Daerah
Bumbung Neural
Sel
neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan
ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain.
Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang
sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau
somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit
pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi
menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang
rangka sumbu, otot rangka dan dermis kulit.
BAB
III. KESIMPULAN
Blastulasi merupakan
salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah
sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap jenis
telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya
blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Gastrulasi merupakan proses
yang dinamis dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami
perubahan susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan
organ-organ tubuh. Pada tubuh primitif embrio vertebrata pada umumnya berbentuk
silindris, dibagain depan sebagian kepala, dibagian tengah sebagai badan, dan
bagian belakang sebagai ekor. Neurulasi adalah proses awal pembentukan sistem
saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut
ektoderm neural. Sebagai induktor pada proses neurulasi adalah mesoderm
notochord yang terletak di bawah ektoderm neural. Neurulasi dapat juga
diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan
sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural
plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk
membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdiferensiasi menjadi
otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural.
DAFTAR
PUSTAKA
Neil. A. 2012. Biologi I edisi Kedelapan jilid 3.
PT: Universitas Indonesia
Chambell, Neil A dan Reece, Jane B. (2008) BIOLOGY Eight edition. Pearson Education Inc. Terjemahan Wulandari,
Damaring Tyas dan Cummings, Benjamin. 2010. BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Chambell, Neil A dan Reece, Jane B. (2008) BIOLOGY Eight edition. Pearson Education Inc. Terjemahan Wulandari,
Damaring Tyas dan Cummings, Benjamin. 2010. BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
Chambell, Neil A dan Reece, Jane B. (2008) BIOLOGY Eight edition. Pearson Education Inc. Terjemahan Wulandari,
Damaring Tyas dan Cummings, Benjamin. 2010. BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 3.
Erlangga. Jakarta.
Joni.
2015. Gastrulasi dan neurulas. Diambil
dari internet online. http://etheses.uin-malang.ac.id/3158/1/11620026.pdf
diakses pada tanggal 01 Desember 2018 pukul 06.30 WIB.
Sari.
Dwi .2015. Blastulasi. Diambil dari internet online. https://www.urpjournals.com/tocjnls/35_13v3i3_2.pdf
diakses pada tanggal 01 Desember 2018 pukul 09.10 WIB
Anonim
.2013. Blastulasi. Diambil dari internet online. http://repo.unand.ac.id/4219/1/ARTIKEL%20DISERTASI%20TINDA.pdf
diakses pada tanggal 01 Desember 2018 pukul 14.30 WIB
No comments:
Post a Comment