Saturday, January 12, 2019

Muslimat NU di Panggung Politik


Muslimat NU di Panggung Politik

Bagi Aisyah Hamid, Muslimat Nahdlatul Ulama (selanjutnya disebut Muslimat) lahir dari getaran berbagai irama yang bergolak di kalangan wanita Islam Indonesia, khususnya wanita di lingkungan Ahlu as sunnah wa al Jamaah. Pada awal abad ke-20 terjadi transformasi kultural sebagai konsekuensi logis modernisasi. Banyak munculnya pesantren pe–rempuan yang memicu adanya gerakan-gerakan wa–nita tersebut.
Keterlibatan kaum perempuan dalam kampa-nye NU patut mendapatkan perhatian khusus, tidak hanya karena keberhasilan cara-cara mereka terap–kan, tetapi juga perjuangan mendapatkan hak seba–gai calon yang dipilih untuk menjadi anggota legislatif dari partai NU.
Usulan tersebut mendapat pertentangan dari kiai-kiai yang masih memiliki pemikiran konservatif. Argumentasinya, seorang perempuan dalam melak–sanakan tugas di legislatif dikhawatirkan banyak gangguan yang membuatnya tidak kuat.
Gangguan itu bersifat bahaya moral dan fisik, baik dari sisi politiknya maupun pribadinya, sebagai ibu rumah tangga. Memang tidak seorang pun anggota Muslimat yang dapat mengingat siapa Kiai yang menolak calon legislatif perempuan ketika itu. Walaupun ada kemungkinan orang itu adalah KH. Bisri Syansuri yang terkenal konservatif mengenai masalah gender di perpolitikan. “Pada awal tahun 1960-an, ia menentang keterlibatan perempuan dalam kegiatan marching band dan latihan militer,” Kata Aisjah Dachlan, pada 17 februari 1992 dan Asma Syahruni, 21 Februari dan 9 maret 1992, sebagaimana dikutip Fealy.
                Setelah melalui perdebatan sengit, PBNU akhirnya menyetujui adanya anggota perempuan dari NU, serta memberi instruksi pada Lapunu agar perempuan juga dimasukkan dalan daftar nama calon. Sebagaimana sebelumnya, dengan keputusan untuk memperluas hak-hak anggota perempuan, para tokoh NU tidak bisa melawan keharusan politik. Tokoh-tokoh perempuan dari PNI, Masyu–mi, dan PKI terbukti menjadi juru kampanye yang efektif. Hanya dengan memberikan kesempatan yang sama kepada Muslimat, NU berharap akan dapat memaksimalkan dukungan dari pemilih perempuan.

No comments: