Soal 1
PT. Bintang Sejahtera merupakan salah satu perusahaan Swasta
Nasional yang bergerak dalam bidang Konstruksi. PT.
Bintang Sejahtera telah berdiri sejak tahun 2000 dan sekitar 5 tahun telah
bekerja sama beberapa pemerintah daerah dan BUMN di Indonesia dalam kegiatan
pengembangan wilayah dan bangunan. Dalam
operasional bisnis yang telah dijalankan, PT. Bintang Sejahtera terdiri dari beberapa
jabatan strategis diantaranya:
1. Direktur Utama
2. Dewan Komisaris
3. Manajer HRD
4. Manajer Keuangan
5. Manajer IT Development
6. Manajer Sales and Marketing
7. Manajer Bidang Umum (General Affair)
Masing-masing
Manajer memiliki tugas dan fungsi tersendiri dalam mengelola perusahaan, dan Manajer
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh asisten manajer dan beberapa
staf. PT. Bintang Sejahtera dalam aktivitas bisnisnya telah menerapkan teknologi
dan sistem informasi untuk mendukung proses bisnis dan operasional perusahaan.
Untuk meningkatkan proses bisnis dan daya saingnya, PT. Bintang Sejahtera akan
mengadopsi Best Practice COBIT 5 untuk mendapatkan sebuah proses tata kelola TI
yang baik. Salah satu area yang digunakan dalam pengelolaan tata kelola TI
tersebut adalah domain Align, Plan
dan Organize. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk mendapatkan sebuah
gambaran struktur organisasi perusahaan dan peranannya agar sesuai dengan
pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kegiatan yang sebelumnya dilakukan
dalam penyusunan kebutuhan teknologi informasi dilakukan melalui pengembangan
mandiri atau dilakukan oleh masing-masing divisi yang hanya memperhatikan
kebutuhan divisi tersebut, sehingga teknologi informasi yang dihasilkan belum
dapat mendukung proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. Hal berikutnya
yang seringkali terjadi adalah dari masing-masing divisi memiliki sebuah sistem
atau teknologi informasi yang saling overlap
dengan divisi lain di dalam perusahaan. Proses evaluasi atau perbaikan dari teknologi
informasi yang dimiliki perusahaan dilakukan saat proses bisnis yang dihasilkan
oleh perusahaan dirasakan kurang maksimal.
Pertanyaan :
Berdasarkan kondisi yang telah dilakukan oleh
PT. Bintang Sejahtera
diatas, maka anda sebagai pakar Tata Kelola TI diminta untuk menganalisis dengan merujuk pada best practices yang ada pada Align,
Plan dan Organize (APO) pada COBIT5. Menurut anda apakah proses yang dilakukan oleh PT. Bintang Sejahtera sudah sesuai dengan pedoman COBIT 5 berdasarkan domain APO?
Rekomendasikan bagaimana yang seharusnya mekanisme yang baik menurut COBIT5 domain APO (Manage IT
Management Framework)?
Soal 2
PT.
Sinar Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan Swasta
Nasional yang bergerak dalam bidang pariwisata khususnya
perhotelan. PT Sinar jaya Abadi telah melayani customer
selama 30 tahun dan mempunyai unit usaha disetiap kota di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2019 mendatang PT Sinar jaya Abadi akan melebarkan unit
usahanya ke negara-negara tetangga dari Indonesia. Dalam
operasional bisnis yang telah dijalankan, PT. Sinar Jaya Abadi terdiri dari beberapa
jabatan strategis diantaranya:
1. Direktur Utama
2. Dewan Komisaris
3. Manajer HRD
4. Manajer Keuangan
5. Manajer IT Development
6. Manajer Sales and Marketing
7. Manajer Bidang Umum (General Affair)
Masing-masing Manajer memiliki tugas dan
fungsi tersendiri dalam mengelola perusahaan, dan Manajer dalam menjalankan
tugasnya dibantu oleh asisten manajer dan beberapa staf. PT. Sinar Jaya
Abadi dalam aktivitas bisnisnya telah menerapkan IT sebagai
sumber daya pendukung operasional perhotelan.
Tahun 2019, PT. Sinar Jaya Abadi berencana untuk mengadopsi Best Practice COBIT5
dalam rangka misi perusahaan untuk mewujudkan Tata Kelola TI yang baik dan
transparan. Salah satu area dalam praktek Tata Kelola TI yaitu bagaimana
perusahaan dapat melakukan proses Build, Acquire dan Implement (BAI).
Hingga saat ini, PT. Sinar Jaya Abadi dalam melakukan manajemen
program dan proyek diberikan tanggung jawab langsung kepada Manajer IT
Development. Ketika Divisi IT Development,
melakukan pengembangan program dan rencananya sering kali divisi ini
tidak memberikan kejelasan dalam pembagian jobdesk, selain itu proyek/program
yang dikembangkan tidak melalui tahap analisis yang mendalam apakah program
tersebut dibutuhkan dan sering kali dalam pengembangan sebuah proyek perusahaan
mengeluarkan dana yang melebihi anggaran awal yang telah ditentukan. Sehingga
dengan kondisi tersebut perusahaan mengeluarkan banyak biaya tanpa mengetahui
apa manfaat dan keuntungan dari pengembangan proyek tersebut.
Pertanyaan :
Berdasarkan kondisi dan mekanisme dilakukan oleh
PT. Sinar Jaya Abadi diatas, maka anda sebagai pakar Tata Kelola TI diminta untuk menganalisis dengan merujuk pada best practices yang ada pada
Domain Build, acquire dan
Implement (BAI) pada
COBIT5. Menurut anda apakah
proses yang dilakukan oleh PT.
Sinar Jaya Abadi sudah
sesuai dengan pedoman COBIT 5
berdasarkan Domain BAI? Rekomendasikan bagaimana yang seharusnya
mekanisme yang baik menurut COBIT5 ? (BAI01-BAI01.04-activities 3)
Soal 3
Accenture adalah
sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konsultasi
manajemen, pelayanan teknologi dan juga outsourcing. Perusahaan yang didirikan
pada tahun 1989 ini memiliki kantor yang berpusat di Dublin, Irlandia sejak
tahun 2009. Dengan jumlah tenaga kerja ahli dibidangnya yaitu lebih dari 700
orang, Accenture telah membantu klien melalui layanannya seperti strategi
bisnis & arsitektur, kinerja sumber daya manusia, manajemen rantai suplai
serta solusi teknologi. Accenture mengidentifikasi bisnis baru dan tren
teknologi serta mengembangkan solusi untuk membantu klien di seluruh dunia. Dalam operasional
bisnisnya, Accenture terdiri dari beberapa jabatan strategis diantaranya:
1. Direktur Utama
2. Financial
Service
3. Managing
Director
4. Associate
Manager
5. Team Lead
Masing-masing Manajer memiliki bawahan yang terdiri dari
Asisten Manajer dan beberapa staf,
Team Lead juga memiliki bawahan yaitu analyst. Accenture dalam aktivitas bisnisnya bekerjasama dengan banyak vendor untuk memenuhi
permintaan klien.
Tahun 2018, Accenture telah mengadopsi Best Practice COBIT5 dalam rangka visi perusahaan untuk menjadi perusahaan dengan inovasi dan mewujudkan Tata Kelola TI yang baik. Salah satu area
dalam praktek Tata Kelola TI yaitu bagaimana perusahaan dapat melakukan proses deliver, service, dan support (DSS).
Hingga saat ini, Accenture telah memiliki
prosedur operasional dalam pelaksanaan setiap kegiatan, melakukan kontroling
terhadap business process hingga
mengatur perlindungan informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkat resiko
keamanan informasi. Namun ternyata ketika Accenture melakukan pelayanan kepada
pelanggan, banyak sekali pengaduan pelanggan yang kurang puas terhadap layanan
yang diberikan. Pelanggan merasa bahwa service
yang diberikan oleh Accenture hanya sebatas penerapan teknologi sehingga semua
yang telah tertulis di kontrak kerjasama tidak dilaksanakan secara keseluruhan.
Accenture berdalih bahwa hal tersebut telah sesuai dengan prosedur operasional
perusahaan. Managing Director tidak memahami apa yang salah dengan perusahaan,
serta tidak dapat memberikan solusi yang baik karena dia telah merasa bahwa
komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan karyawan telah maksimal untuk setiap
prosedur.
Pertanyaan :
Berdasarkan kondisi
yang biasa dilakukan oleh Accenture tersebut, maka anda sebagai
pakar Tata Kelola TI diminta
untuk menganalisis dengan merujuk pada best practices yang ada pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS) COBIT5. Apabila
terdapat proses yang kurang tepat yang dilakukan oleh Accenture
maka
bagaimana menurut analisis anda berdasarkan Domain DSS? Rekomendasikan
bagaimana yang seharusnya mekanisme yang baik menurut COBIT5 ?
Soal 4
PT. Mikrocok merupakan salah satu perusahaan
Multinasional di bidang IT solutions. Mikrocok telah mensupport di banyak
kementerian, BUMN, maupun perusahaan asing dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Dalam operasional bisnisnya, PT. Mikrocok terdiri dari beberapa jabatan
strategis diantaranya:
1. Direktur Utama
2. Dewan Komisaris
3. Manajer HRD
4. Manajer Keuangan
5. Manajer IT Development
6. Manajer Sales and Marketing
7. Manajer Bidang Umum (General Affair)
Masing-masing Manajer memiliki bawahan yang
terdiri dari Asisten Manajer dan beberapa staf. PT. Mikrocok dalam aktivitas
bisnisnya bekerjasama dengan banyak vendor/supplier untuk memenuhi permintaan
klien.
Tahun 2019, PT. Mikrocok berencana untuk mengadopsi Best
Practice COBIT5 dalam rangka misi perusahaan untuk mewujudkan Tata Kelola TI
yang baik dan transparan. Salah satu area dalam praktek Tata Kelola TI yaitu
bagaimana perusahaan dapat melakukan proses monitoring, proses evaluasi,dan
proses asesmen.
Hingga saat ini, PT. Mikrocok dalam melakukan monitoring
mauupun asesmen kinerja tahunan dilakukan oleh Bagian HRD dengan secara
langsung menilai kepada para pegawainya tanpa terlebih dahulu menetapkan
apa-apa saja yang akan dan seharusnya. Ketika Bagian HRD mengases, para tim
asesor terkadang tidak mensinergikan dengan target dan tujuan perusahaan. Tim
asesor pun tidak memiliki target kinerja yang diharapkan, sehingga tidak jarang
hasil asesmen tidak memiliki representasi makna. Hal ini dikarenakan perusahaan
sendiri tidak memiliki target kinerja yang diharapkan.Selain itu, asesor pun
tidak mampu memberikan rekomendasi perbaikan yang tepat karena tidak memahami
apa yang sebenarnya ditargetkan oleh perusahaan.
Pertanyaan :
Berdasarkan kondisi dan
mekanisme monitoring yang biasa dilakukan oleh PT. Mikrocok diatas, maka anda
sebagai pakar Tata Kelola TI diminta untuk menganalisis dengan merujuk pada best practices yang ada pada
Domain Monitor, Evaluate and Assess (MEA) COBIT5. Apabila terdapat proses yang
kurang tepat yang dilakukan oleh PT. Mikrocok maka bagaimana menurut analisis
anda berdasarkan Domain MEA? Rekomendasikan bagaimana yang seharusnya mekanisme
monitoring kinerja (performance) yang baik menurut COBIT5 ?
Soal 5
PT. Mikrocok merupakan salah satu perusahaan
Multinasional di bidang IT solutions. Mikrocok telah mensupport di banyak kementerian,
BUMN, maupun perusahaan asing dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Dalam operasional bisnisnya,
PT. Mikrocok terdiri dari beberapa jabatan strategis diantaranya:
1. Direktur Utama
2. Dewan Komisaris
3. Manajer HRD
4. Manajer Keuangan
5. Manajer IT Development
6. Manajer Sales and Marketing
7. Manajer Bidang Umum (General Affair)
Masing-masing Manajer memiliki bawahan yang
terdiri dari Asisten Manajer dan beberapa staf. PT. Mikrocok dalam aktivitas
bisnisnya bekerjasama dengan banyak vendor/supplier untuk memenuhi permintaan
klien. Bidang usaha IT solutions merupakan salah satu bidang
bisnis yang potensi terjadinya risiko cukup banyak. Hal ini dikarenakan proyek
IT sangat rentan terhadap risiko. Oleh karena itu PT. Mikrocok selama ini
berusaha untuk menerapkan proses pengelolaan risiko, hal ini dikarenakan tahun
2020 akan diberlakukan audit Tata Kelola TI sebagai bagian persyaratan
perusahaan untuk dapat meningkatkan status perusahaan menjadi perusahaan
terbuka. Oleh karena itu diawal tahun 2019, PT. Mikrocok berencana akan
mengadopsi praktek tata kelola TI dengan mengacu kepada salah satu best
practices Tata Kelola TI yang populer yaitu COBIT5.
Yang terjadi di PT. Mikrocok, perusahaan tidak memiliki / tidak mampu
mengidentifikasi potensi risiko perusahaan. Perusahaan juga tidak memiliki
semacam dokumen manajemen risiko, namun perusahaan seolah-olah mampu
mengarahkan seluruh pegawai untuk mengendalikan risiko. Dalam mengendalikan
risiko TI, perusahaan juga tidak memiliki key goals dan matriks yang jelas
untuk mengukur efektifitas pengendalian risiko. Sehingga yang terjadi adalah,
risiko sering tidak terkontrol dan termonitor dengan baik.
Pertanyaan:
Jika anda seorang pakar Tata Kelola TI, anda
diminta oleh PT. Mikrocok sebagai konsultan Tata Kelola TI. Anda diminta untuk
memberikan analisis praktik tata kelola TI berdasarkan domain Evaluate, Direct
and Monitor (EDM) COBIT5 khususnya untuk memastikan optimalisasi manajemen
risiko di PT Mikrocok . Maka lakukanlah analisis berdasarkan prosedur
pengelolaan risiko yang telah berjalan seperti biasanya, kemudian apabila ada
yang kurang tepat maka rekomendasikanlah apa yang seharusnya dilakukan oleh
Board PT Mikrocok dalam hal optimalisasi risiko.
No comments:
Post a Comment