Filsafat
S T O A
Jaman Romawi filsafat aliran Stoa sangat berkembang sebab Stoa cocok dengan jaman Romawi yang bersifat : sederhana, ksatria dan kebajikan. Pengaruh Stoa di Romawi lebih-lebih pada Jaman Kaisar Agustus. Pada tahun 200 BC – 200 AD aliran Stoa menguasai kehidupan Romawi. Akhirnya Stoa dipengaruhi oleh Skeptisisme dari Pyrrho. Pyrrho meskipun meskipun mazhabnya kecil, tetapi menyelundup kepada mazhab-mazhab yang lain. Terutama berpengaruh pada orang-orang kaya. Aliran Stoa mementingkan takdir, maka mengganggap bahwa Romawi ditakdirkan memimpin bangsa-bangsa lain dan menghancurkan bangsa-bangsa yang sombong. Hal ini cocok untuk “imperialisme” Romawi. Sifat Skeptisisme di Romawi masih umum, malahan dicampur dengan takhayul-takhayul. Karena pengaruh Skeptisisme ini filsafat Stoa di Romawi.
Neo-Platonis
Aliran neoplatois diajarkan oleh platinus (204-270) dia ahir di Mesir, dan sekama 40 tahun mengembara. Dia diam di Roma dan meninggal pada tahun 270. Dasar ajarannya ialaah : Ajaran Palto, Aristoteles, Stoa, Dan agama Kristen, maka ajarannya disebut Neo Platonis. Pendapatnya : Sebagai dasar pengetahuan dan sumbernya ialah batin manusia. Batin ini sumber kehidupan dan kebaikan.
Menurut Platinus suara batin merupakan suara Tuhan, manusia supaya mentaati, tetapi suara batin harus diamati dengan sungguh-sungguh. Menurut Paltinus Tuhan adalah kebaikan yang tidak terbatas, dan seua akan cenderung kepada-Nya. Cita-cita manusia tertiggi adalah dapat mempersatukan diri dengan Tuhan.
Ajaran Gereja pada masa Permulaan
Ajaran gereja katholik diajarkan oleh Yesus Kristus yang lahir di Betlehem. Yesus menebus manusia, sebba manusia telah berdosa sejak Adam- Hawa. Yesus adalah Tuhan Putera. Selain itu ada Tuhan Roh Kudus yang mengKuduskan Ketiganya : Tuhan Bapak, Putera dan Roh Kudus merupakan satu Tuhan, atau sering disebut Trinitas.
Tokoh penyebar Agama ini adalah Paulus dan Petrus. Pusat Agama terletak di Roma dan kepala gereja tersebut diberi nama Paus, dibawah Paus ada Uskup-uskup dan dibawahnya ada Pastur-pastur. Berkembangnya waktu ajaran ini mulai ada penolakan. Misalnya:
Toodotus
Dia mengajarkan bahwa Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya manusia biasa yang didalamnya ada kekuasaan Illahi. Atas ajarannya ini maka Toodotus dikucilkan.
Sabelius
Mengajarkan bahwa Trinitas bukanlah satu Tuhan, ia menganggap bahwasannya Trinitas memang lah 3 Tuhan, Tuhan Bapa sebagai Pencipta, Kristus sebagai Penebus dan Roh Kudus sebagai Mengkuduskan.
Para Filsof Gerejani
Para Filsof Gerejani berdasarkan ajaran Gereja Katholik disebut para Petrus. Maka jaman itu disebut juga jaman Patrostis. Para patros mengadakan penerangan terhadap injil. Filsof Gerejani yang terkenal yakni Clement dari Alexandria Salah satu pemikiran Klemens yang penting adalah usahanya untuk membangun hubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat. Pada waktu itu, kebanyakan orang takut untuk menghubungkan keduanya karena akan dianggap sesat. Klemens berusaha memperlihatkan bahwa dengan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan filsafat tidak lantas membuat orang menjadi sesat. Upaya Klemens didasarkan pada pertimbangan bahwa kalau gereja menutup diri terhadap kebudayaan dan Filsafat Yunani, maka gereja akan tertutup bagi orang-orang yang berpendidikan. Namun di lain pihak ada beberapa orang yang cenderung menekankan keilahian Yesus sehingga mereka tidak melihat bahwa ia benar-benar manusia.
Menurut Agustinus manusia terdiri dari jasmani dan rohani, karena mengandung unsur jasmani maka manusia terikat, mengalami perubahan dan terikat oleh waktu. Unsur Rohaninya menyebabkan manusia mencari yang baka dan sempurna.Rohani tidak mengalami mati, tetapi timbulnya bersama-sama jasmani. Sesudah timbul tidak akan mati. Tugas manusia berusaha supaya jasmani mengikuti Rohani, jadi jasmani ditundukkan
No comments:
Post a Comment