Kesenian
Hadroh di Dusun Lamparan,Desa Panduman,
Kecamatan
Jelbuk,Jember
Narasumber :Bapak Maulid
Dusun
Lamparan merupakan salah satu wilayah di Jember yang memiliki tingkat
kebudayaan tinggi.Dimana kebudayaan selalu identik dengan sebuah kesenian dan
Dusun Lamparan banyak memilikinya.Terbukti dengan diadakannya kegiatan rutin
yang disebut “Resik Desa”.Dalam acara ini,para warga selalu antusias untuk
menampilkan kesenian yang dimiliki ataupun hanya sekedar berpartisipasi untuk
ikut menyaksikannya.Terdapat kesenian tak buta’an,hadroh,dan lain sebagainya.Kali
ini saya akan menjelaskan mengenai kesenian hadroh di dusun ini.
Kesenian
Hadroh bermula dari keinginan warga agar memiliki sesuatu untuk mengisi
acara-acara di wilayah setempat.Seperti halnya acara hajatan.Kemudian “Bu Haji”
akrab sapaannya dalam masyarakat,mencetuskan kesenian yang dinamai “Hadroh
Darussalam”.Pada awalnya memang sulit untuk membangun kesenian ini karena
terbatas pada bakat dan kemampuan warganya.Para warga belum mampu untuk bisa
memainkan seni hadroh,selain itu juga terkendala mengenai alat-alat yang akan
digunakan.Tak ada satu alatpun yang sudah dimiliki.Sehingga sebagian warga
harus latian di Bondowoso sekitar 2 tahun lamanya dan harus pinjam alat-alat
dulu untuk dapat memulainya.
Dalam
mengembangkannya,para warga yang tergabung sebagai anggota hadroh ini mengikuti
acara pengajian tiap minggunya sebagai pengisi acara agar kemampuannya dapat
semakin baik.Selain acara-acara warga setempat,hadroh ini juga telah mengisi
acara diberbagai wilayah lainnya.Hadroh ini terbuka dalam menerima tawaran dari
manapun asalkan jadwalnya tidak berbenturan dengan jadwal lainnya.Namun bukan
berarti mereka tidak membutuhkan uang tersebut.Dari penghasilannya tersebut
mereka masih harus membagi kepada anggota-anggota untuk keperluannya
sehari-hari dan sebagian dari itu ada yang masuk kas kelompok.
Hadroh
ini tidak mengadakan kegiatan dan seragam khusus sebelum tampil.Hanya melakukan
doa bersama saja pada umumnya dan memakai dresscode putih saja.Mereka juga
tidak mau memasang tarif tertentu untuk setiap penampilannya,karena mereka menganggap
berapapun penghasilannya itu merupakan suatu rezeki yang harus disyukuri.
Mengenai
anggota-anggotanya,kelompok ini tidak ada kriteria yang rumit jika ada warga
yang ingin bergabung.Hanya saja yang terpenting adalah bakat dan kemauan yang
dimilikinya.Setiap penampilannya,kelompok ini memerlukan anggota inti yaitu
Vokal ada 3 orang,Backing vocal 2 orang,Rebana 3 orang,Drummer 1 orang, Kendang
1 orang,Keyboard 1 orang,dan yang lainnya merupakan anggota cadangan.
Setiap
kegiatan pasti memiki manfaat tersendiri.Begitu pula dengan “Hadroh Darussalam”
ini.Para anggota dapat mengambil sisi positifnya.Antara lain lebih mendekatkan
diri kepada Sang Tuhan,membuat hati tenteram,mendapatkan pahala,sebagai wadah
untuk pengembangan diri,penyalur bakat,dan juga dapat mengisi waktu luang.
Meskipun
“Hadroh Darussalam” ini tidak ada perbedaanya dengan hadroh-hadroh
lainnya,namun keberadaannya telah mendapat respon yang baik dari masyarakat.Masyarakat
telah mampu merasakan manfaat dan ikut mendukung dalam usaha untuk tetap
melestarikannya menjadi salah satu kebudayaan daerah setempat.
No comments:
Post a Comment