Tuesday, February 5, 2019

Kesenian Hadroh


Kesenian Hadroh di Dusun Lamparan,Desa Panduman,
Kecamatan Jelbuk,Jember
Narasumber  :Bapak Maulid

            Dusun Lamparan merupakan salah satu wilayah di Jember yang memiliki tingkat kebudayaan tinggi.Dimana kebudayaan selalu identik dengan sebuah kesenian dan Dusun Lamparan banyak memilikinya.Terbukti dengan diadakannya kegiatan rutin yang disebut “Resik Desa”.Dalam acara ini,para warga selalu antusias untuk menampilkan kesenian yang dimiliki ataupun hanya sekedar berpartisipasi untuk ikut menyaksikannya.Terdapat kesenian tak buta’an,hadroh,dan lain sebagainya.Kali ini saya akan menjelaskan mengenai kesenian hadroh di dusun ini.
            Kesenian Hadroh bermula dari keinginan warga agar memiliki sesuatu untuk mengisi acara-acara di wilayah setempat.Seperti halnya acara hajatan.Kemudian “Bu Haji” akrab sapaannya dalam masyarakat,mencetuskan kesenian yang dinamai “Hadroh Darussalam”.Pada awalnya memang sulit untuk membangun kesenian ini karena terbatas pada bakat dan kemampuan warganya.Para warga belum mampu untuk bisa memainkan seni hadroh,selain itu juga terkendala mengenai alat-alat yang akan digunakan.Tak ada satu alatpun yang sudah dimiliki.Sehingga sebagian warga harus latian di Bondowoso sekitar 2 tahun lamanya dan harus pinjam alat-alat dulu untuk dapat memulainya.
            Dalam mengembangkannya,para warga yang tergabung sebagai anggota hadroh ini mengikuti acara pengajian tiap minggunya sebagai pengisi acara agar kemampuannya dapat semakin baik.Selain acara-acara warga setempat,hadroh ini juga telah mengisi acara diberbagai wilayah lainnya.Hadroh ini terbuka dalam menerima tawaran dari manapun asalkan jadwalnya tidak berbenturan dengan jadwal lainnya.Namun bukan berarti mereka tidak membutuhkan uang tersebut.Dari penghasilannya tersebut mereka masih harus membagi kepada anggota-anggota untuk keperluannya sehari-hari dan sebagian dari itu ada yang masuk kas kelompok.
            Hadroh ini tidak mengadakan kegiatan dan seragam khusus sebelum tampil.Hanya melakukan doa bersama saja pada umumnya dan memakai dresscode putih saja.Mereka juga tidak mau memasang tarif tertentu untuk setiap penampilannya,karena mereka menganggap berapapun penghasilannya itu merupakan suatu rezeki yang harus disyukuri.
            Mengenai anggota-anggotanya,kelompok ini tidak ada kriteria yang rumit jika ada warga yang ingin bergabung.Hanya saja yang terpenting adalah bakat dan kemauan yang dimilikinya.Setiap penampilannya,kelompok ini memerlukan anggota inti yaitu Vokal ada 3 orang,Backing vocal 2 orang,Rebana 3 orang,Drummer 1 orang, Kendang 1 orang,Keyboard 1 orang,dan yang lainnya merupakan anggota cadangan.
            Setiap kegiatan pasti memiki manfaat tersendiri.Begitu pula dengan “Hadroh Darussalam” ini.Para anggota dapat mengambil sisi positifnya.Antara lain lebih mendekatkan diri kepada Sang Tuhan,membuat hati tenteram,mendapatkan pahala,sebagai wadah untuk pengembangan diri,penyalur bakat,dan juga dapat mengisi waktu luang.
            Meskipun “Hadroh Darussalam” ini tidak ada perbedaanya dengan hadroh-hadroh lainnya,namun keberadaannya telah mendapat respon yang baik dari masyarakat.Masyarakat telah mampu merasakan manfaat dan ikut mendukung dalam usaha untuk tetap melestarikannya menjadi salah satu kebudayaan daerah setempat.

No comments: