Thursday, November 22, 2018

PANDANGAN OSWALD SPENGLER DAN ARNOLD J. TOYNBEE (Part 1)


A.    Oswald Spengler

a.                  Biografi Oswald Spengler
            Oswald Spengler, lahir tanggal 29 Mei 1880 di Blakenburg, Jerman. Latar belakang kehidupan Spengler dapat dibagi menjadi dua periode kehidupan, pertama;periode kehidupan sebelum Perang Dunia I dan kedua; periode kehidupan dari permulaan Perang Dunia I sampai dengan permulaan Perang Dunia II, yang sebenarnya priode produktif Spengler (Purwo Husodo, 2018). 
            Periode pertama kehidupan Spengler merupakan masa pendidikannya baik di Munich, Berlin ataupun Halle sampai ia berhasil meraih gelar doktor dengan sebuah disertasi tentang Herakleitos. Hal ini dapat dimungkinkan karena kedua orang tuanya termasuk dari keluarga yang berpendidikan.  Perang Dunia I pada tahun 1918 benarbenar sesuai dengan ramalan Spengler. Spengler mempunyai firasat yang tepat ketika ia menyatakan bahwa Perang Dunia I hanya salah satu permulaan rangkaian peperangan dan munculnya revolusi-revolusi. Perang Dunia I merupakan suatu dampak lebih lanjut dari peperangan-peperangan yang mengakibatkan pertanda awal dari keruntuhan dunia Barat 4. Spengler adalah seorang nasionalis sayap kanan. Pada saat Perang Dunia I berkobar, Spengler membela kebenaran kaum nasionalis. Meskipun demikian ia tidak percaya pada teori ras yang menganggap ras Jerman merupakan ras yang paling unggul, sehingga Hitler tidak dipandangnya sebagai seorang yang berkepribadian pemimpin Jerman yang diharapkan (Purwo Husodo, 2018).
            Oswald Spengler meninggal di dunih pada malam hari tanggal 8 Mei 1936 akibatserangan jantung yang mendadak. Ia belum genap berusia 56 tahun ketika meninggal dunia. Spengler meninggalkan arena pertikaian politik yang berkepanjangan (Purwo Husodo, 2018).
b.                  Teori Pemikiran Oswald Spengler
            Oswald Spengler mempunyai karya yang sangat terkenal yaitu kitab yang berjudul Der Untergang des Abendlandes (Decline of the West atau “keruntuhan dunia barat, Eropa). Karya ini mempengaruhi khalayak ramai dan para cendekiawan karena oada kitab ini meramalkan keruntuhan dari Eropa ( Moh Ali, 1961:92).
            Mengenai ramalan dari Spengler didasari atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam yang disebut dengan nasib, fatum jika dalam bahasa Jerman disebut dengan Schicksal. Dalil dari Oswald Spengler mengenai kehidupan dari sebuah kebudayaan dalam segala-galanya sama dengan kehidupan dari tumbuh-tumbuhan, kehidupan Hewan bahdakn kehidupan manusia ( Moh Ali, 1961:92).
            Adapun persamaan itu berdasarkan kehidupan organis yang dikuasai oleh hukun siklus sebagai wujud daripada Fatum. Hukum tersebut tampak pada siklus berikut:
            Telah dikatakan oleh Spengler bahwa kehidupan sebuah kebudayaan sama dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, kehidupaan hewan dan kehidupan dari manusia. Dengan pernyataan demikian berarti pola gerak sejarahnya adalah linier yaitu bergerak lurus hal tersebut didasari karena dalam kehidupan manusia misalnya berawal dari lahir-muda-dewasa-tua-mati (Tamburaka, 1999: 63-64).
            Namun, spangler juga mengatakan  pola sejarah seperti siklus Yang terdiri atas empat bagian atau masa yang dimana terdiri dari urutan semi-panas-rontok-dingin dan seterusnnya. Dengan hal tersebut berarti pola sejarah meneganai hukum alam ini adalah pola siklus karna hal tersebut selalu berputar secara terus menerus dan merupakan keharusan dari alam sedangkan manusia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima amorfati (Tamburaka, 1999: 63).
            .
            Seperti dalam historis materialis susudah masyarakat kapitalis pasti-tentu-mesti datang masyarakat tak berkelas, demikian pula suatu kebudayaan pasti-mesti-tentu runtuh apabila sudah melewati puncak kebesarannya. Maka oleh sebab itu keruntuhan suatu kebudayaan dapat diramalkan terlebih dahulu berdasarkan perhitungan (Tamburaka, 1999: 63).
            Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan manusia: bahsa, adat, industri, filsafat dan sebagainnya. Ditiap-tiap wilayah kehidupan manusia timbullah suatu kebudayaan Barat (Eropa dan Amerika), India, Tiongkok, Mesir, Babilionia dan sebagainnya. Spengler mengadakan perbedaan antar kultur dengan civilization. Kultur adalah kebudayaan yang masih hidup, dapat tumbuh dan berkembang, seperti sebuah dahan yang masih dapat berbunga. Civilization ialah kebudayaan yang sudah tidak dapat tumbuh lagi atau bisa dikatakan sudah mati (Tamburaka, 1999: 64).
            Apakah tujuan dari gerak sejarah ? menurut Spangler gerak sejarah tidak bertujuan sesuatu kecuali melahirkan-membesarkan-mengembangkan-meruntuhkan kebudayaan-kebudayaan. Spangler juga membedakan dengan tujuan dari kehidupan padi yaitu bertumbuh-berbuah-mati, itulah tujuan dari siklus kehidupan Tamburaka, 1999: 64).
            Spengler menyelidiki kebudayaan Barat. Setelah membandingkan kebudayaan barat dengan sejarah kebudayaan-kebudayaan yang sudah tenggelam, ia beri kesimpulan:
a.    Kebudayaan barat sampai pada masa tua (musiang dingin) yaitu civilization
b.    Sesudah civilization itu, kebudayaan barat pasti akan runtuh
c.    Bangsa barat harus bersikap berani menghadapi keruntuhan itu
            Tujuan mempelajarai sejarah adalah mengetahui cara suatu kebudayaan didiagnosis, seperti seorang dokter mnentukan penyakit si penderita. Nasib kebudayaan dapat diramalkan, sehingga untuk seterusnya kebudayaan itu dapat menentukan sikap hidupnya (Hasbullah,2017:70-71)


B.     ARNOLD J. TOYNBEE

a.       Biografi
Toynbee lahir pada 14 April 1889 di London.Meninggal di New York 22 Oktober 1975. Arnold Joseph Toynbee adalah anak dari Henry Valpy Toynbee, seorang pengimpor teh yang beralih menjadi pekerja sosial, dan Sarah Edith Marshall, sarjana unofficial di bidang sejarah dari Universitas Cambridge. Semasa kecil, Toynbee dididik oleh ibunya dan seorang guru privat perempuan. Kemudian dia meneruskan ke Wotton Court di Kent dan Winchester College. Dia cemerlang dalam studinya, dan mendapatkan beasiswa untuk disiplin sastra Yunani dan Romawi Kuno ke Balliol College, Oxford. Ketika menggeluti sastra Yunani dan Romawi kuno, Toynbee berambisi menjadi ‘sejarawan besar dan masyhur –bukan semi popularitas lantaran banyak tugas di dunia yang mesti dituntaskan, Toynbee merupakan penulis besar, menghasilkan karya yang tidak terhitung jumlahnya tentang agama, sejarah kuno dan modern, peristiwa kontemporer, dan hakekat sejarah. Toynbee berpikiran besar, orang terkesan sebab dia berusaha menyatukan seluruh tempat dan masa dalam satu jaringan.
Setelah menamatkan studinya pada tahun 1912, Toynbee menjelajahi situs-situs sejarah di Yunani dan Itali. Meskipun Toynbee menikmati perjalanannya, namun dia harus memperpendek kunjungannya untuk mengobati disentrinya. Setelah keluar dari rumah sakit dia mulai bekerja sebagai tutor sejarah kuno di Baliol. Meskipun dia mempunyai harapan mampu membantu muridmuridnya 'mengenal keragaman kehidupan dan peradaban', tak seorang pun dari mereka mampu memenuhi harapan sang guru. Dia kemudian mengalihkan energinya untuk melakukan sesuatu yang kemudian menjadi pekerjaan seumur hidupnya: menulis. Dia mulai menulis sebuah buku tentang sejarah Yunani dari masa prasejarah sampai masa Bizantium, namun sebelum buku tersebut selesai dia terganggu oleh peristiwa yang terjadi di masanya, seperti Perang Balkan pada 1912 dan 1913.
Pada tahun 1915, Toynbee menerima tawaran bekerja di unit propaganda pemerintah yang baru berdiri di London. Di situ dia bekerja dengan Lord Bryce untuk menarik perhatian internasional terhadap pembantaian orang-orang Armenia oleh orang-orang Turki. Toynbee bersusah payah mencari data yang bisa dipercaya, namun lantas bermasalah dengan laporan-laporan dia dan Bryce yang berat sebelah. Bryce dan Toynbee lantas diminta untuk menyelidiki laporan-laporan tentang kekejaman Jerman pada pihak lain.
Pada bulan Mei 1917, Toynbee kembali bertugas di Political Intelligen Departemet, yang didirikan untuk merancang kebijakan luar negeri Inggris selama fase akhir perang dan pada konferensi damai Versailles. Toynbee menghadiri konferensi Versailles selaku penasehat Kerajaan Ottoman dan The Muslims of The Central Asia (Persaudaraan Muslim Asia Tengah). Setelah kembali ke Inggris dia menerima tawaran mengajar dalam bidang sejarah dan sastra Yunani dan Bizantium modern di Universitas London. Namun, Toynbee dipaksa meninggalkan posisi itu pada tahun 1942, sebab ketua donatur Yunani tersinggung oleh laporan-laporan korannya mengenai perang antara Yunani dan Turki di Anatolia (1921-1922) yang memihak Turki. Tidak lama kemudian, dia ditugasi oleh British (kini Royal) Institute for International Affairs untuk menulis sebuah buku hasil riset lama dan mendalam tentang paeristiwa-peristiwa penting yang terjadi sejak Perjanjian Versailles. Buku tersebut, Surveys of International Affairs 1920-1923 (1925), menjadi buku hasil survey mendalam pertama yang dia hasilkan sampai dia pensiun pada tahun 1953.
1.      Karya-Karya
a.      Nationality and the War
Dalam buku ini Toynbee berusaha membeberkan ide dan kejadian yang ada di balik pembunuhan Archduke Franz Ferdinand di Sarajevo dan menunjukkan bahwa penyelesaian konflik dengan Jerman yang telah kalahakan menjauhkan orang-orang Eropa dari nasionalisme dan mendekatkan mereka kepada kerjasama.
b.      Surveys of International Affairs 1920-1923 (1925)
Merupakan buku hasil riset lama dan mendalam tentang paeristiwa-peristiwa penting yang terjadi sejak Perjanjian Versailles. Buku tersebutmenjadi buku hasil survey mendalam pertama yang dia hasilkan sampai dia pensiun pada tahun 1953.
c.       A Study of History. Oxford,1934 vols, 1-3, 1939, vols 4-6 1953, vols, 7-10
Di dalam buku ini terdiri dari 12 jilid yang tebal-tebal. (julid pertama diterbitkan pada tahun 1933). Dalam buku ini menjelaskan bahwa teori Toynbee didasarkan atas penyelidikan 21 kebudayaan yang sempurna dan 9 kebudayaan yang kurang sempurna.
d.      The World and the west, Oxford 1953
e.       An Historis approach to religion, Oxford University Press, dalam A. Marks dan R.E. Tamburaka, 1965 : 30-33)
Karya-karya Toynbee tersebut yang memberikan penjelasan tentang teori dan filsafat menurut Arnold Joseph Toynbee. (Tamburaka, 1999 : 68)

saya akan melanjutkan artikel ini pada postingan berikutnya, terus simak sejarah pada masa terdahulu agar pengetahuan kalian dapat bertambah

No comments: