Thursday, November 29, 2018

cerita kiyahi bisri syansuri ketika remaja (part 2)

  kisah ini adalah kisah lanjutan dari kisah kiyahi bisri sayansuri ketika remaja (parti 1)



      Mereka berdua sama-sama belajar pada sejum–lah ulama terkemuka di tanah suci Mekkah, seperti Syaikh Muhammad Baqir, Syaikh Muhammad Sa’id Yamani, Syaikh Ibrahim Madani dan Syaikh Jamal Maliki.

        Di antara hal-hal menarik yang terjadi selama Bisri Syansuri berada di Mekkah, yang walaupun tidak langsung melibatkan dirinya, adalah pemben-tukan sebuah cabang Syarikat Islam di tanah suci itu oleh Abdul Wahab Hasbullah. Wahab bersama-sama dengan Abbas dari Jember, Raden Asnawi dari Kudus dan Dahlan dari Kertosono, mendirikan lembaga itu untuk mewadahi santri-santri dan orang Indonesia yang berada di sana.

     Terlepas dari motif yang melandasi berdirinya organisasi tersebut, kemunculan Syarikat Islam cabang Mekkah merupakan latar belakang yang memberi bekas tersendiri pada diri Bisri Syansuri. Ia sampai pada satu kesimpulan: dirasakan perlunya mengorganisir diri dalam melakukan perjuangan keagamaan, di luar 'kumpulan' masing-masing pe–santren. Kesan itu, kelak juga turut andil bagi keteguhan Bisri memulai perjuangannya dalam mengembangkan dan membumikan ajaran Islam dengan terlibat langsung pada suatu pertubuhan.

      Memang benar Bisri tidak melibatkan diri dalam kegiatan rintisan berorganisasi di kalangan orang pesantren itu. Karena —menurut ucapannya sendiri— ia masih ingin “menunggu perkenan dari Kiai (Hasyim Asy'ari)”.Ucapan ini adalah sebentuk ketaatannya pada Kiai di satu sisi, dan di sisi lain justru turut membentengi keinginannya untuk bergabung secara praktis dalam organisasi tersebut.

      Ternyata, sebelum perkenan itu tiba, Bisri sendiri harus kembali ke tanah air. Selain membawa sang istri pulang, juga dikarena datangnya Perang Dunia I tersebut yang membuat ia harus meninggalkan Mekkah dalam tahun 1914,yakni lebih cepat dari perkiraannya semula.

terus simak kisah dari  kiyai bisri syansuri haya di blog saya tertimakasih 

No comments: