Bisri dan Generasi Emas Peminat Fiqh
Selain di Mekkah, mereka berdua juga berguru kepada para guru dari ‘sang guru’ Kiai Hasyim Asy’ari, seperti Kiai Ahmad Khatib Padang, Kiai Syu’aib Daghistani dan Kiai Mahfuz Termas. Pola kehidupan yang tekun, penuh dengan upaya me–nguasai pelajaran yang diberikan guru adalah kekuatan yang dimiliki oleh Bisri. Keteguhan untuk sejauh mungkin melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan panggilan peribadatan sepanjang yang difa–haminya, tentulah turut mewarnai keadaannya semasa menimba ilmu.
Kecintaan terhadap fiqh juga telah ditunjukkan Bisri saat ia masih berada di Tebuireng. Kete–kunannya dalam belajar telah membuahkan hasil yang gemilang. Berbagai ilmu telah ia kuasai. Meguru yang ia lakoni selama puluhan tahun juga telah berdampak baik terhadap penguasaan ilmu-ilmu agamanya.Saat-saat terbaik selama nyantri lebih banyak ia dapatkan tatkala berada di pesantren Tebuireng. Ini tidak saja karena ia dapat berguru pada ‘Kiai’, tetapi keberadaannya di tempat tersebut juga bergumul dengan berbagai pemuda lainnya yang sungguh luar biasa gemilang.
Di pesantren Tebuireng, pemuda Bisri juga belajar bersama sejumlah pemuda pilihan yang di kemudian hari mengharumkan nama guru mereka, seperti pemuda Abdul Manaf dari Kediri, As'ad dari Situbondo, Ahmad Baidhawi dari Banyumas, Abdul Karim dari Sedayu (Gresik), Nahrawi dari Malang, Abbas dari Jember, Ma'sum Ali dari pesantren Maskumam–bang di Sedayu (yang pernah terkenal sebagai pesantren paling utama sebelum masa itu), dan seterusnya.
Mereka yang kemudian membentuk barisan peminat fiqh dan penganut hukum agama yang tangguh, menjadi kiai-kiai pesantren yang sekarang ini merupakan pusat-pusat pendalaman ilmu-ilmu agama di pulau Jawa.
Angkatan pemuda Bisri sebagaimana dikatakan oleh Almarhum Kiai Syukri Ghazali, adalah generasi paling baik dari mereka yang dididik Hadhratus Syaikh Hasyim Asy'ari di pesantren Tebuireng se-lama hampir setengah abad lamanya. Kiai Hasyim Asy’ari yang cukup luas jejaring koleganya cukup disegani para santri saat itu. Dia merangkai jejaring ulama dari guru-gurunya untuk kemudian dikonek–sikan dengan ulama-ulama di Nusantara. Dia berha–sil membangun komunitas ulama dan menjadi salah seorang ulama berkedudukan tinggi dalam jejaring ulama Jawa pada masa itu, yang membuatnya tampil sebagai seorang ulama senior yang memimpin ula–ma lain di Jawa
No comments:
Post a Comment