Menikahi Nyai Chadidjah di Mekkah
Permulaan keluarga Bisri dimulai saat ia dan Wahab Hasbullah berada di Mekkah. Waktu itu, tahun 1914, adik Abdul Wahab Hasbullah yang bernama Chodidjah menunaikan ibadah haji ber–sama ibunya. Tidak lama setelah kedatangan ibu dan anak di tanah suci ini, dimulailah upaya Wahab untuk menjodohkan adik yang paling disayanginya dengan karib dari Tayu tersebut.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, usaha Wahab Hasbullah ini menemukan titik terangnya. Bisri Syansuri merujuki kehendak sahabat karibnya itu. Setelah 2 tahun mencari ilmu di negeri orang, Bisri Syansuri menikah dengan Chodidjah. Pada tahun yang sama kedua pasangan suami isteri itu kembali ke tanah air, dengan meninggalkan iparnya, Wahab Hasbullah, yang masih tetap melanjutkan nyantri di Mekkah.Setibanya di tanah air, pasangan muda ini tidak kembali dan menetap di Tayu. Mereka menetap di kediaman orang tua Chadidjah, di Pondok Pesan–tren Bahrul Ulum, Tambak Beras Jombang. Ke–duanya kemudian terlibat secara intens di kepenga–suhan pesantren milik Kiai Hasbullah ini.
Kehadiran Bisri Syansuri di pesantren Tambak Beras ini, kemudian turut mentasbihkan dirinya menjadi salah seorang Kiai muda. Maka, lengkaplah keberadaan Bisri muda menjadi seorang Kiai Haji Bisri Syansuri. Perjalanan hidupnya sebagai Kiai Haji lebih banyak dihabiskan dengan mengajar para santri di pesantren ini.
Dari pernikahannya dengan putri Kiai Has–bullah tersebut, KH. Bisri Syansuri mendapatkan enam keturunan. Tiga laki-laki dan tiga lainnya perempuan.Anak pertama lahir pada 18 Juni 1916 (17 Sya’ban 1334 H.) yang diberi nama Achmad Atho–illah. Lima tahun kemudian, lahirlah anak kedua, perempuan, yang diberi nama Moeasshomah, tepat pada 06 Juli 1921 (29 Syawal 1339 H)
Anak ketiga lahir selang dua tahun, tepatnya pada 19 Desember 1923 (11 Jumadil Awal 1344 H) dan diberi nama Solichah lahir. Anak keempat, peremuan, yang diberi nama Moesjarrofah lahir pa–da 31 Desember 1925 bertepatan dengan 15 Juma–dil Akhir 1344 H.
Anak kelima, Moechamad Aliaschab, adalah le–laki yang di kemudian hari dikenal dengan
Abdul Aziz Bisri, dilahirkan pada 03 Agustus 1929(27 Safar 1348 H). Sedangkan anak terakhir, ke–
enam, Moechamad Sochib lahir pada 21 November1932 (23 Rajab 1351 H). Anak pertama KH Bisri
lahir saat ia berusia 29 tahun, sedangkan anakterakhir lahir saat ia berusia 45 tahun.
No comments:
Post a Comment