Monday, December 3, 2018

Pendirian pesantren di denanyar (part 2)

      sebelum anda sekalian membaca cerita bagian yang kedua alangkah lebih lebih baik pembaca membca bagian yang pertama agar dapat mengetahui cerita secara runtun, KLIK DISISI KISAH PERATA .


        Pendidikan dengan sistem lama itu dilakukan KH. Bisri Syansuri secara tekun selama dua tahun tanpa ada tanda-tanda akan dilakukannya cara lain untuk mendidik para santrinya. Pondok Pesantren yang berdiri tahun 1917 itu dengan rintisan dan kerja keras pendirinya, kian hari kian berkembang dan kini termasuk salah satu pondok pesantren besar di Indonesia.

       Dalam perkembangannya, pesantren ini juga tidak didirikan dengan mulus. Ada tantangan yang muncul dari berbagai pihak. Berbanding lurus de–ngan itu, ada kegigihan yang diniatkan oleh KH. Bisri Syansuri dan keluarga untuk dapat mewu–judkannya.

        Letak desa Denanyar yang berada pada garis perbatasan antara Jombang dan daerah pedalaman sebelah barat laut, merupakan wilayah yang mora–litas masyarakatnya cukup buruk. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi KH Bisri Syansuri. Dalam keseharian, ia harus mengakui dan bergumul dengan fakta lokalisasi, kekerasan, pembegalan, peram–pokan dan pembunuhan yang selalu menghiasi desa ini.

      KH. Bisri Syansuri berhasil menghadapi semua tentangan itu dengan pendekatan yang sangat lentur dalam sikap, tetapi tegar dalam pendirian.Santunan yang ditunjukkannya kepada mereka yang lemah, bukannya dalam bentuk pemberian berlebih-lebihan dan sejenisnya, melainkan dengan memperlakukan semua orang yang berurusan dengan dirinya sesuai dengan hak-hak dan kewajiban masing-masing.Lambat laun perilakunya ini, lalu mengubah panda–ngan orang terhadap dirinya, terutama di kalangan elite desa itu sendiri.

       Ia bukanlah orang yang sekonyong-konyong datang dengan seruan untuk menjungkir-balikkan semua nilai kehidupan yang dianut secara umum, melainkan seorang warga masyarakat yang tidak memisahkan diri dari jalur umum kehidupan.

       Kalaupun ada perbedaan moralitas dan nilai yang dianutnya dari apa yang terjadi di sekelilingnya, itu dilakukannya dengan tidak menghadapkan moralitas dan nilainya itu secara frontal, melainkan dengan hanya memberikan contoh bagi mereka yang mau mengikutinya.

baca lagi cerita pada bagian ke 3 kisah mengenai pendirian pesantren di denanyar langsung KLIK

No comments: