PENGERTIAN DAN ISTILAH AKIDAH
Akidah berasal dari
bahasa Arab aqidah yang artinya ….. Akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan
dengan keyakinan, karenanya dalam penggunaannya, akidah sering disebut dengan
keimanan. Mengapa keyakinan? Karena sebagian besar pembahasannya banyak
berkaitan dengan sesuatu yang ghaib yang lebih membutuhkan keyakinan ketimbang
penalaran logis. Lantas apa alasan menerimanya jika tak bisa dinalar secara
logis? Alasannya adalah sumber informasinya. Nabi Muhammad SAW dan al-Quran
adalah sumber informasi yang akurat. Kenabian Muhammad dan kemukjizatan
al-Quran bisa diuji bahkan secara ilmiah bahwa semuanya berasal dari Tuhan.
Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang sampai sekarang masih terjaga
kemurniannya.
Anda pasti pernah
pergi ke dokter kan? Anda didiagnosa, dan Anda diberi resep yang bahkan Anda
tak bisa membaca resep itu. Tapi Anda tetap percaya. Mengapa bisa demikian?
Karena Anda tahu sang dokter adalah dokter resmi, dokter yang punya izin
praktik. Seorang dokter yang sungguh-sungguh dokter. Nah, demikian juga dengan
Nabi Muhammad SAW. Kenabian Muhammad sudah terbukti secara meyakinkan bahwa ia
benar-benar Nabi. Dengan demikian, apa yang ia beritakan, apa ia informasikan
kita percaya. Bahkan meskipun tidak rasional.
PENGGUNAAN ISTILAH
Selanjutnya ada
beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran akidah ini, yaitu:
1. Akidah
Seperti telah
disinggung di atas, akidah berasal dari kata aqidah yang artinya simpul.
Mengapa dikatakan simpul? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah
merupakan simpul utama ajaran Islam. Akidah adalah ajaran pokok yang menjadi
titik tolak dan kunci diterima ajaran-ajaran Islam yang lain. Jadi akidahlah
simpulnya, akidahlah pengikatnya.
2. Tauhid
Tauhid bersal dari kata
wahhada-yuwahhidu-tauhida yang artinya “esa/tunggal”. Ini merujuk pada sifat
Allah yang tunggal. Mengapa merujuk pada keesaan Allah? Karena inti utama dari
ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin
ajaran ini dengan ilmu tauhid.
3. Ushuluddin
Ushuluddin merupakan
bahasa Arab yang artinya pokok-pokok agama. Ajaran ini merupakan ajaran pokok
agama. Orang yang akan memeluk Islam pertama-tama harus memahami tentang ajaran
ini. Jadi ini adalah ilmu dasar yang harus dipahami oleh setiap orang yang
memeluk Islam. Tanpa memahami dan meyakini ajaran ini, kebersilaman kita tak
ada gunanya.
4. Fikih Akbar
Fiqh akbar artinya
pemahaman terbesar, atau pemahaman yang paling penting. Ajaran ini adalah
ajaran yang harus mendapat prioritas, pemahaman yang sangat penting sehingga
disebut fiqh akbar. Namun istilah ini sekarang jarang digunakan.
URGENSI AKIDAH DAN MAKNA LILLAHI
TA’ALA
Akidah atau keimanan
merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini diumpamakan
jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah kehidupan
ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran
Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada
gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang
Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya
tanpa adanya keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan kita, kualitas
ibadah kita juga diukur dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah.
Mungkin kita shalat dan melakukan kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar
mengingatnya? Apakah Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita? Apakah kalau
kita sedang shalat kita merasa benar-benar sedang menghadap Allah? Apakah saat
kita mendapat keberuntungan kita sadar bahwa itu datangnya dari Allah?
Karena itulah dalam
Islam ada ajaran lillahi ta’ala (semua hal harus
didasarkan karena Allah atau untuk Allah). Lillahi ta’ala artinya menjadikan
Allah sebagai satu-satunya penyembahan, pemujaan, tempat bergantung, tempat
berserah diri, dan tempat memohon pertolongan. Terkadang orang salah memahami
kalimat lillahi ta’ala. Ia menyangka Allah
itu egois. Mengapa? Karena semuanya katanya harus ditujukan untuk Allah.
Pemahaman semacam ini
jelas keliru. Beriman, memuja, dan berserah diri pada Allah sejatinya untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Mengapa demikian? Manusia adalah makhluk yang
tak bisa hidup sendiri. Dalam memenuhi hajatnya ia akan bergantung pada obyek
lain. Seandainya Allah tidak memerintahkan agar manusia bergantung pada-Nya,
pasti manusia akan bergantung pada yang lain? Apa yang lain itu? Mungkin teman,
atasan, uang atau mitos-mitos tertentu yang ia percayai.
Jika manusia
bergantung pada semua ini apa jadinya? Selama masih ada teman, ada atasan, ada
uang, barangkali ia tenang. Tapi bagaimana kalau temannya berkhianat, atasannya
mati, uangnya habis? Galau, kan? Stress? Karena semua itu sesuatu yang labil,
mudah berubah, mudah datang dan mudah pergi. Jadi berbahaya bergantung pada
sesuatu yang labil. Tapi Allah tetap, tak berubah. Dia adalah Tuhan yang tak
pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan sekalipun hamba-Nya pernah mencaci
maki-Nya. Tuhan adalah tempat bersandar yang stabil. Manusia akan merasa
tenteram dan matap dalam hidupnya ketika ia bergantung pada Allah. Ia akan
senantiasa optimis, bahkan saat ia gagal sekali pun.
RUANG LINGKUP AKIDAH
Apa yang akan kita
pelajari dalam akidah ini? Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan akidah
ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:
- Ilahiyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
- Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah.
- Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.
- Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surge, neraka, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment