Wednesday, July 4, 2018

PENGERTIAN DAN ISTILAH AKIDAH


PENGERTIAN DAN ISTILAH AKIDAH


Akidah berasal dari bahasa Arab aqidah yang artinya ….. Akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan keyakinan, karenanya dalam penggunaannya, akidah sering disebut dengan keimanan. Mengapa keyakinan? Karena sebagian besar pembahasannya banyak berkaitan dengan sesuatu yang ghaib yang lebih membutuhkan keyakinan ketimbang penalaran logis. Lantas apa alasan menerimanya jika tak bisa dinalar secara logis? Alasannya adalah sumber informasinya. Nabi Muhammad SAW dan al-Quran adalah sumber informasi yang akurat. Kenabian Muhammad dan kemukjizatan al-Quran bisa diuji bahkan secara ilmiah bahwa semuanya berasal dari Tuhan. Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang sampai sekarang masih terjaga kemurniannya.


Anda pasti pernah pergi ke dokter kan? Anda didiagnosa, dan Anda diberi resep yang bahkan Anda tak bisa membaca resep itu. Tapi Anda tetap percaya. Mengapa bisa demikian? Karena Anda tahu sang dokter adalah dokter resmi, dokter yang punya izin praktik. Seorang dokter yang sungguh-sungguh dokter. Nah, demikian juga dengan Nabi Muhammad SAW. Kenabian Muhammad sudah terbukti secara meyakinkan bahwa ia benar-benar Nabi. Dengan demikian, apa yang ia beritakan, apa ia informasikan kita percaya. Bahkan meskipun tidak rasional.


PENGGUNAAN ISTILAH

Selanjutnya ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran akidah ini, yaitu:

1. Akidah

Seperti telah disinggung di atas, akidah berasal dari kata aqidah yang artinya simpul. Mengapa dikatakan simpul? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah merupakan simpul utama ajaran Islam. Akidah adalah ajaran pokok yang menjadi titik tolak dan kunci diterima ajaran-ajaran Islam yang lain. Jadi akidahlah simpulnya, akidahlah pengikatnya.

2. Tauhid

Tauhid bersal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhida yang artinya “esa/tunggal”. Ini merujuk pada sifat Allah yang tunggal. Mengapa merujuk pada keesaan Allah? Karena inti utama dari ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin ajaran ini dengan ilmu tauhid.

3. Ushuluddin

Ushuluddin merupakan bahasa Arab yang artinya pokok-pokok agama. Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama. Orang yang akan memeluk Islam pertama-tama harus memahami tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu dasar yang harus dipahami oleh setiap orang yang memeluk Islam. Tanpa memahami dan meyakini ajaran ini, kebersilaman kita tak ada gunanya.

4. Fikih Akbar

Fiqh akbar artinya pemahaman terbesar, atau pemahaman yang paling penting. Ajaran ini adalah ajaran yang harus mendapat prioritas, pemahaman yang sangat penting sehingga disebut fiqh akbar. Namun istilah ini sekarang jarang digunakan.


URGENSI AKIDAH DAN MAKNA LILLAHI TA’ALA

Akidah atau keimanan merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan kita, kualitas ibadah kita juga diukur dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah. Mungkin kita shalat dan melakukan kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar mengingatnya? Apakah Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang shalat kita merasa benar-benar sedang menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat keberuntungan kita sadar bahwa itu datangnya dari Allah?

Karena itulah dalam Islam ada ajaran lillahi ta’ala (semua hal harus didasarkan karena Allah atau untuk Allah). Lillahi ta’ala artinya menjadikan Allah sebagai satu-satunya penyembahan, pemujaan, tempat bergantung, tempat berserah diri, dan tempat memohon pertolongan. Terkadang orang salah memahami kalimat lillahi ta’ala. Ia menyangka Allah itu egois. Mengapa? Karena semuanya katanya harus ditujukan untuk Allah.

Pemahaman semacam ini jelas keliru. Beriman, memuja, dan berserah diri pada Allah sejatinya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Mengapa demikian? Manusia adalah makhluk yang tak bisa hidup sendiri. Dalam memenuhi hajatnya ia akan bergantung pada obyek lain. Seandainya Allah tidak memerintahkan agar manusia bergantung pada-Nya, pasti manusia akan bergantung pada yang lain? Apa yang lain itu? Mungkin teman, atasan, uang atau mitos-mitos tertentu yang ia percayai.

Jika manusia bergantung pada semua ini apa jadinya? Selama masih ada teman, ada atasan, ada uang, barangkali ia tenang. Tapi bagaimana kalau temannya berkhianat, atasannya mati, uangnya habis? Galau, kan? Stress? Karena semua itu sesuatu yang labil, mudah berubah, mudah datang dan mudah pergi. Jadi berbahaya bergantung pada sesuatu yang labil. Tapi Allah tetap, tak berubah. Dia adalah Tuhan yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan sekalipun hamba-Nya pernah mencaci maki-Nya. Tuhan adalah tempat bersandar yang stabil. Manusia akan merasa tenteram dan matap dalam hidupnya ketika ia bergantung pada Allah. Ia akan senantiasa optimis, bahkan saat ia gagal sekali pun.

RUANG LINGKUP AKIDAH

Apa yang akan kita pelajari dalam akidah ini? Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan akidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:


  1.  
  2. Ilahiyatyaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
  3. Nubuwwatyaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah.
  4. Ruhaniyatyaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.
  5. Sam’iyyatyaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surge, neraka, dan lain-lain.

No comments: